Jagung Hibrida UTM Hasilkan 7,9 Ton Perhektar

Terkait lahan berkelanjutan, lanjut Pakde Karwo, di Madura sendiri belum ada peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang hal ini. Hal ini mengakibatkan banyak lahan subur jadi perumahan. “Untuk itu, saya minta bupati di Madura membuat perda ini, Bangkalan sudah ada tapi belum ada detailnya nya,” katanya.

Bidang Pertanian, Jatim Surplus
Kinerja sektor pertanian Jatim Tahun 2015 surplus 5,23 juta ton beras dan 3,4 juta ton jagung. Untuk kedelai, defisit 46,9 ribu ton, akan tetapi kedelai ini menyumbang 57 persen dari total kedelai nasional. “Kedelai ini susah didorong karena organisme pengganggu tanamannya sangat tinggi,” katanya.
Kemudian, produksi susu dari Jatim menyumbang 55 persen susu nasional atau surplus 75.082 ton. Untuk produksi telur, Jatim surplus 115.0952 ton atau menyumbang 28 persen produk susu nasional. Sedangkan, daging sapi Jatim surplus 30.654 ton atau menyumbang 22 persen daging nasional.
Sementara itu, Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Sayarief, mengatakan, FGD ini bertujuan agar berbagai pihak dan instansi terkait memiliki kesamaan dalam mendukung terwujudnya kesejahteraan bangsa melalui ketahanan pangan dan pembangunan khususnya di wilayah Madura. UTM sendiri telah berhasil menemukan dan mengembangkan salah satu komoditas pangan, yakni jagung hibrid varietas lokal Madura. Tanaman jagung hybrid varietas lokal ini telah mendapatkan sertifikasi dari Balitsereal Balitbang Kementerian Pertanian dengan nama Jagung M-1, M-2, dan M-3. Varietas ini akan terus dikembangkan hingga M-6.
Acara FGD ini dihadiri oleh unsur Muspida di Madura seperti Bupati Bangkalan, rektor beberapa universitas dan sekolah tinggi di Madura, serta beberapa Kepala SKPD Pemprov Jatim. [jnr]

Tags: