JCF, Tingkatkan Kualitas SDM dan Kurangi Pengangguran

Kepala Disnakertrans Jatim, Dr Himawan Estu Bagijo MH bersama CEO Koba Group Mr. Tomonori Kobayashi membuka Japan Career Fest Tahun 2021, di gedung Makarti UPT P2TK Disnakertrans Jatim, di Surabaya, Senin (18/10)

JFC Diramaikan Cosplay AlaJepang

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Pemprov Jatim melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur (Disnakertrans Jatim) kali pertama menyelenggarakan Japan Career Fest (JCF) tahun 2021, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, dan menurunkan angka pengangguran.

Dalam kegiatan JCF yang sederhana dan mengedepankan protokol kesehatan tersebut, juga diisi dengan dua tarian ala Jepang dan cosplay ala Jepang dari tim UPT P2TK Disnakertrans Jatim.

Kepala Disnakertrans Jatim, Dr Himawan Estu Bagijo MH mengatakan, JCF merupakan tindaklanjut Nota Kesepakatan Kerjasama antara Disnakertrans Jatim dengan Perwakilan RSO PT. Takumi Koba Indonesia (lembaga penyalur tenaga kerja) yang ditandatangani pada tanggal 25 Juli 2021.

Secara umum perjanjian kerjasama tersebut bertujuan menyiapkan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) Specified Skilled Worker (SSW) dari Masyarakat Provinsi Jawa Timur yang memiliki kemampuan spesifik dan profesional.

“Dalam hal ini kedua belah pihak bersepakat untuk mengadakan kerjasama pelatihan dengan BLK/LPK yang ada di Jatim,” kata Himawan didampingi Kepala UPT P2TK, Budi Raharjo, Senin (18/10).

Adanya JCF ini, lanjutnya, juga mengisi peluang lapangan kerja dan pengurangan pengangguran bagi masyarakat Jawa Timur. “Khusus program di Jatim dalam jangka pendek, ditujukan ke eks magang jepang dan alumni BLK,” ujarnya.

Dimasa datang, lanjut Himawan, akan direncanakan pola-pola penyiapan calon kandidat SSW baik secara classical maupun media online atau gabungan (hybrid). “Apalagi kini teknologi semakin berkembang, dan harus bisa memanfaatkan hal itu,” tambahnya.

Dikatakannya juga, JCF juga mengotimalkan peran Bursa dan LTSA PMI Jatim sebagai pusat informasi dan pelayanan dokumen peserta SSW ke Jepang serta program APBD untuk Bantuan Pelatihan dan Sertifikasi Calon Pekerja Migran Indonesia.

Model seperti JCF memang harus diketahui banyak orang, bahwa ada ruang lingkup kerja yang Disnakertrans difasilitasi. “Jadi model seperti ini sudah saya sampaikan ke DPRD, dan mereka menyetujui sehingga mendapat support menggelar JCF ini. Jika ini sukses maka akan kami buka kembali lagi” katanya.

Dikatakannya, untuk SMK yang memiliki ketrampilan khusus atau sekolah perawat maka dilengkapi dengan bahasa seperti bahasa Jepang.

“Ketika nantinya dilatih semuanya dari awal melalui BLK, maka akan menjadi berat. Untuk itu, ruang kolaborasi dan sinergitas internal (Indonesia, khususnya Jatim,red) harus dilakukan, baru kerjasama dengan Koba Group,” ujarnya.

Ia juga berpesan untuk tenaga kerja Indonesia, di Jawa Timur ini merupakan kesempatan kerja. “Pendidikan kejuruan melahirkan SSW harus didukung kemampuan bahasa,” tandasnya.

RSO Vital Corporation Mr. Dai Kawasaki melalui virtual mengatakan, pandemi covid-19 di Jepang sudah berkurang, dan perekonomian akan kembali berangsur normal.

“Seperti sebelum corona, hingga kini Jepang masih kekurangan tenaga kerja. Seiring pula penduduk berkurang,” ujarnya. Dimasa depan, lanjutnya, tahun 2030 kemungkinan ada ratusan juta tenaga kerja dibutuhkan di Jepang.

“Menanggungi kurang tenaga kerja, maka Jepang membuat sistem SSW,” tambahnya. Ia juga mengatakan, meskipun tenaga kerja dari China dan Vietnam sangat banyak, namun tenaga kerja dari Indonesia melalui SSW banyak diterima di Jepang.

“Orang Indonesia dikenal sangat sopan, berbakat, dan terampil serta job value yang baik, karena itu orang Jepang menyukainya,” katanya.

Ditempat yang sama, CEO Koba Group Mr. Tomonori Kobayashi mengatakan, meningkatkan perekonomian kedua negara maka Koba Group dan Provinsi Jatim melakukan kerjasama.

“SSW, pekerja bisa bekerja selama lima tahun. Pekerja dengan SSW, dibutuhkan sekitar 345.150 orang selama lima tahun untuk 14 sektor bidang,” katanya.

Ia juga menambahkan, di Jepang kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor industri karena angka kelahiran menurun dan angka usia tua meningkat.

“Diperkirakan berlanjut hingga tahun tahun mendatang, sehingga dibutuhkan keperawatan. Disisi lain, jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah, sehingga posisi menguntungkan bagi kedua negara,” ujarnya.

Sebelumnya, Budi Raharjo mengatakan, JCF bertujuan untuk mempertemukan peluang kerja ke Jepang melalui program SSW, dengan lowongan kerja pada 14 bidang pekerjaan dan 18 jenis pekerjaan.

Acara dikemas dalam bentuk sosialisasi dan wawancara langsung yang spesifik ditujukan dalam jangka pendek bagi eks peserta magang Jepang dan alumni siswa BLK, serta dari peserta kandidat baru yang dilanjutkan dengan proses konsultasi dan wawancara dengan user untuk penempatan kerja ke Jepang.

Dalam kesempatan ini, hadir 16 siswa dari UPT BLK Pasuruan sebagai BLK rintisan implementasi kerjasama dengan PT Takumi Koba Indonesia yang dilatih bahasa dan ketrampilan teknis elektronik untuk mengisi program SSW ke Jepang.

“Semoga di Tahun 2022 diikuti BLK-BLK Disnakertrans Jatim lainnya selain melatih untuk mengisi lowongan di dalam negeri juga melatih CPMI dijabatan informal juga di jabatan formal melalui APBD Jatim,” ujarnya.

Sedangkan Kepala UPT BLK Pasuruan, Setijo Budi mengatakan, UPT BLK Pasuruan pertamakalinya juga melatih CPMI disektor formal. Kebetulan, pelatihan kejuruan elektronika.

“Semoga ke depan, kejuruan bisa menyesuaikan dengan Koba Group,” ujarnya yang membawa peserta sebanyak 16 orang. Ia berharap, pelatihan yang dilakukan ini ada syarat kesanggupan, maka diharapkan 16 peserta didiknya bisa lolos dan sanggup bekerja di Jepang.

Salah satu peserta JCF, Rizal Fauzi Ilyas (18) mengatakan kalau dirinya mengikuti JCF dengan spesifikasi kerja elektronika, kontrak selama lima tahun.

“Tidak menyangka bisa turut bekerja di Jepang. Untuk bahasa nantinya akan dilatih lagi usai pelatihan elektronikanya,” katanya yang baru lulus SMKN 34 di Batu.

Sekedar diketahui, jumlah tenaga kerja yang dipersiapkan sebanyak 200 orang, dari jumlah itu dipersiapkan 140 alumni magang Jepang, sisanya peserta baru. [rac]

Tags: