Jelang Ramadan dan Lebaran, Harga-Ketersediaan Kebutuhan Pokok Stabil di Kabupaten Probolinggo

Wabup Timbul dalam daring ketersedian bahan pokok jelang Ramadhan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Harga Cabai Kini Tembus Ke Harga Rp 80 Ribu Per Kg

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Jelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah, kondisi harga dan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat Kabupaten Probolinggo terpantau stabil dan terkendali. Hal ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko setelah mengikuti rapat koordinasi (rakor) secara daring bersama Inspektorat Jendral Kementerian Dalam Negeri RI di ruang pertemuan Guest House Kota Kraksaan.

Rakor daring yang menitikberatkan pembahasan dan langkah kongkrit pengendalian inflasi di daerah tahun 2023 tersebut juga diikuti oleh perwakilan pejabat Forkopimda, Perum Bulog Cabang Probolinggo, serta Kepala OPD terkait di lingkungan Pemkab Probolinggo.

“Meskipun terpantau stabil namun kami akan terus melakukan pemantauan harga bahan kebutuhan pokok dan terus melaksanakan operasi pasar untuk mendukung pengendalian inflasi menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri,” ujar Wabup Timbul Prihanjoko, Selasa (7/3).

Selanjutnya Wabup Timbul mengemukakan, disamping upaya-upaya yang sudah berjalan, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya inflasi pihaknya akan menganalisa kembali ketersediaan sembako pada distributor-distributor yang ada di pasaran.

Terutama yang menjual berbagai kebutuhan pokok masyarakat seperti telur, beras, gula dan minyak goreng yang biasanya akan mengalami kenaikan harga menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Sementara untuk ketersediaan beras, Wabup Timbul menegaskan, selain saat ini sedang masuk musim panen padi, stok beras Perum Bulog juga dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1444 H.

“Untuk memastikannya lagi kami juga segera meminta laporan stok beras yang saat ini ada di perusahaan-perusahaan penggilingan padi di Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Lebih lanjut Wabup Timbul mengatakan, pihaknya juga telah mengarahkan OPD terkait untuk memperbanyak intensitas giat pasar murah menjelang Idul Fitri. Dalam hal ini, strategi yang ditekankan agar juga mengakomodir produk produk UMKM yang nantinya bisa dijual di pasar murah tersebut.

“Kami ingin banyak pihak terlibat dalam pengendalian inflasi ini, baik melalui mitra CSR dan perusahaan swasta untuk mengadakan giat pasar murah. Bisa untuk masyarakat umum ataupun untuk karyawannya sendiri. Intinya masyarakat kita bisa memenuhi kebutuhannya dengan mudah dan harga normal,” urainya.

“Dengan mengoptimalkan upaya-upaya tersebut, maka dengan sendiri laju inflasi di Kabupaten Probolinggo akan tetap terkendali sehingga harga-harga bahan pokok tidak terlalu meroket,” tandasnya.

Memasuki minggu kedua di Maret 2023, harga bahan pangan mulai berangsur naik untuk beberapa jenis. Tidak hanya disebabkan permintaan yang tinggi jelang Ramadan, cuaca ternyata menjadi salah satu faktor naiknya harga bahan pokok di pasar tradisional.

Salah satu bahan pangan yang mengalami kenaikan harga drastis adalah cabai, terutama cabai rawit merah yang mencapai Rp 80.000 per kilogram (kg) setelah sebelumnya sekitar Rp 50.000 per kg.

Selain itu, bahan pokok dengan kenaikan harga drastis lainnya adalah bawang merah dariRp 25.000 per kg menjadi sekitar Rp 40.000 per kg. Sayuran hijau juga mengalami kenaikan harga, seperti labu siam dari sekitar Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 70 ribu per kg.

Curah hujan tinggi sejak bulan Februari menjadi penyebab banyaknya bahan pangan yang basah dan berakhir menjadi busuk atau rusak. Ini menyebabkan modal pedagang menjadi tinggi dan harus menjual dengan harga yang lebih tinggi jika ingin tetap mendapat untung.

Para pedagang pun mengaku kerap mendapat komplain dari pembeli karena harga yang tinggi ini. Hal tersebut sekaligus membuat pendapatan mereka jadi tak menentu.

“Ya ngaruh juga sih (ke pendapatan), biasanya kan langganan taunya (harga) segini, sekarang naik pada kaget semua kok naiknya tinggi amat. Ya kita mana tau ‘kan dari sana belanjanya kalo di sana turun ya di sini ikut turun.” Jelas Suminah salah satu pedagang di pasar tradisional Dringu.

Ketika harga bahan pangan lainnya berangur naik, harga tomat justru mulai turun di kisaran Rp 8.000 setelah sebelumnya mencapai Rp 20.000. Hal ini juga sejalan dengan harga telur yang tidak mengalami peningkatan, masih berada di kisaran 26-27ribu rupiah karena masih berlimpahnya stok pasokan telur.

Di sisi lain, harga daging pun menjadi tinggi. Hal ini murni disebabkan karena persiapan menuju awal puasa. Daging ayam yang normalnya berada di kisaran harga Rp 50.000 untuk ukuran sedang, kini naik dengan selisih Rp 5.000.

Begitu pula untuk ayam ukuran besar yang mencapai Rp 60.000, tetapi para pedagang belum bisa memastikan terkait perkembangan harga ke depannya. Selain itu, daging sapi berada di kisaran harga Rp 120.000 sampai Rp 125.000 dan sudah mulai memiliki peningkatan peminat menjelang puasa, tambah Moh Sukri.(Wap.bb)

Tags: