Jember Pasar Santri Menjadi Event Wisata Tahunan Pertama di Indonesia

Bupati Jember, Ir H Hendy Siswanto bersama jajaran Forkompimda saat membuka Jember Pasar Santri di alun – alun, Sabtu (23/4) malam. [efendi]

Jember, Bhirawa
Jember Pasar Santri Ramadan sebuah event menjadi wajah dan wadah kemandirian pesantren yang ada di Kabupaten Jember. Event yang dikemas dengan nuansa ekonomi kreatif ini diharapkan bisa menjadi event wisata tahunan pertama di Indonesia yang dilaksanakan di Bulan Ramadan dengan keunikan di aspek halal tourism.
“Kabupaten Jember merupakan kabupaten di Jawa Timur yang memiliki jumlah Pondok Pesantren (Ponpes) terbanyak,” kata Bupati Jember, H Ir Hendy Siswanto, saat membuka secara resmi Pasar Santri Ramadan yang digelar di Alun – alun Kota Jember, Jumat sore (23/4) lalu.
Hendy menjelaskan, berdasarkan data dari Kementerian Agama ada sebanyak 611 Pondok Pesantren di Kabupaten Jember, dengan Jumlah santri yang bermukim sebanyak 12.381 orang santri. Ini tentu menjadi sumber daya luar biasa yang selain bisa menjadi pusat peradaban juga segmentasi yang berdaya secara ekonomi. Maka hadirnya Jember Pasar Santri Ramadan tahun 2022 sebagai pelopor pembangkit kemandirian pesantren berbasis ekonomi syariah.
Ketua Panitia acara, Supianik, sekaligus Inisiator Jember Pasar Santri Ramadan mengatakan, dalam even ini ada beberapa kegiatan yang digelar, diantaranya, Pondok Pesantren Exibition, Festival Takjil, Umkm Kerajinan Muslim, Muslim Music Festival, Stakeholder Booth, Photospot dan Hangout Place.
“Tidak hanya itu dalam acara ini juga dihadirkan berbagai pelayanan gratis bagi masyarakat yaitu, Layanan adminduk, Layanan vaksinasi Covid 19 dosis pertama, dosis kedua dan juga booster, Layanan Perizinan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Layanan digitalisasi UMKM,” bebernya.
Hendy berharap, Pasar Santri Ramadan ini bisa digelar menjadi event tahunan di Kabupaten Jember. Karena Jember Pasar Santri Ramadan selain menjadi showcase produk dan Program Unggulan Pesantren di Jember, juga menjadi festival yang akan memberikan wawasan bahwa Ponpes juga menjadi pusat peradaban dan perekonomian syariah.
“Selain itu, kegiatan ini juga dikemas dengan modern dan kreatif dengan tetap menonjolkan pertunjukkan budaya Kabupaten Jember, yang diharapkan bisa menjadi multiplayer effect untuk kebangkitan ekonomi Jember pasca pandemi Covid 19,” katanya.
Pasar Santri Ramadan diikuti 60 peserta yang terdiri dari Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) dan para pelaku UMKM. Target pengunjung selama dua hari digelar sebanyak 20 ribu pengunjung yang tidak saja bertransaksi di stand – stand pameran, tetapi juga melakukan transaksi di pelaku – pelaku usaha yang ada disekitaran Alun – alun Jember seperti PKL – PKL yang memang telah berada di area ini setiap harinya,” ungkapnya.
Pengunjung berasal dari berbagai latar belakang mulai dari, muslim community, santri community, Keluarga, ASN, UMKM-community, driver online, pelajar dan juga mahasiswa.
“Dari umlah pengunjung itu estimasi transaksi yang diharapkan terjadi dalam event ini dengan estimasi satu orang membelanjakan Rp50 ribu, maka akan terjadi transaksi sebesar Rp1 miliar,” ujarnya.
Hendy berharap, acara ini mendapat dukungan dari berbagai pihak agar selanjutkan Kabupaten Jember dapat menggelar kegiatan Jember Pasar Santri Ramadan dengan skala lebih besar dengan manfaat yang diberikan lebih besar pula.
“Apa yang kami lakukan ini semata hanya untuk meninggalkan legacy bagi Kabupaten Jember. Semoga semua yang diupayakan dengan sungguh – sungguh ini bermanfaat dan bisa dicatat sebagai ibadah,” tandasnya. [efi.fen]

Tags: