Khofifah Harapkan BKN Award jadi Standar Manajemen ASN

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa foto bersama disela acara Penyerahan BKN Award di Hotel Bumi Surabaya. Dalam penghargaan kali ini Jawa Timur berhasil mengoleksi 39 penghargaan.

Pemprov, Bhirawa
Jawa Timur berhasil mengoleksi 39 penghargaan dalam Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Award 2023 di berbagai kategori. Kendati prestasi tersebut yang terbanyak se Indonesia, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong agar seluruh pihak tidak lekas puas.

Karena itu, Khofifah mengatakan, baik Pemprov maupun Pemkab dan Pemkot arus terus berproses dan beradaptasi terhadap perubahan global yang percepatannya luar biasa. Melalui BKN Award ini, masing-masing level pemerintah diharapkan dapat mengkur proses manajemen ASN yang sudah dilakukan.

“Karena itu mohon ibu Kepala BKD (Indah Wahyuni) membreafing agar penghargaan seperti ini tidak menjadi tujuan tetapi menjadi refrensi standar yang lebih proper. Mungkin bagi daerah yang belum mendapat award agar bisa mengajak mereka ber Fastabiqul Khoirot. Saya mendelegasikan tugas ini pada Kepala BKD Jatim,” ujar Khofifah dalam Penyerahan BKN Award di Hotel Bumi Surabaya, Kamis (8/6).

Gubernur Khofifah menyampaikan, di berbagai pelatihan kepemimpinan pihaknya kerap menyampaikan adaptasi terhadap tantangan global sangat cepat. Karena global competitivenes index Indonesia dengan negara-negara ASEAN khususnya Singapura dan Malaysia masih jauh tertinggal.

“Setiap pelatihan kepemimpinan selalu ada aksi perubahan, nah ketika akan membuat aksi perubahan itu tidak semuanya open mind. Oleh karena itu, penguatan demi penguatan terus dilakukan,” tutur Khofifah.

Tantangan lain disampaikan Khofifah terkait penempatan ASN di Jatim. Saat ini jumlah P3K begitu banyak. Sehingga meskipun lolos sesuai passing grade karena saking banyaknya kemudian penempatannya kadang tidak sesuai kebutuhan.

“Hal-hal seperti ini membutuhkan manajerial skill bagi kita semua, termasuk koordinasi antara Pemprov dan Pemkab/ Pemkot agar penempatan sesuai kebutuhan,” ujar Khofifah.

Sementara itu, Plt Kepala BKN Bima Haria Wibisana mengatakan apresiasinya kepada Jatim yang telah mendapatkan penghargaan terbanyak se Indonesia. Pihaknya mengaku selama delapan tahun award ini berevolusi untuk mencari kategori yang paling bisa mewakili kemajuan manajemen ASN sekaligus metodologi penilaiannya. Karena itu, saat ini terdapat lima kategori manajemen ASN mulai dari rekrutmen hingga pensiun.

Pertama diperlukan data untuk mengidentifikasi kebutuhan pegawai. Sebab, masih banyak yang mengusulkan bukan berdasarkan kebutuhan melainkan keinginan. “Jadi kami di pusat bersama Kemen PAN-RB harus menganalisis kembali kebutuhan. Banyak yang bicara mengenai big data, tapi se Indonesia tidak ada yang mengusulkan kebutuhan data analis,” tutur Bima Haria.

Kedua dari sisi rekrutmen semua sudah menggunakan CAT dan implementasi digitalnya semakin baik. Jika sudah direkrut, tentu membutuhkan pengembangan kompetensi yang berhubungan dengan data asesmen.

“Kalau sudah dikembangkan kompetensinya, maka diperlukan promosi, rotasi, atau demosi yang penempatannya harus dipastikan right person in the right place,” sambung Bima Haria.

Keseluruhan proses ini harus mengikuti aturan dengan menjaga sistem merit. Tapi yang agak sulit adalah kuantifikasi kliknya pimpinan dengan bawahan. “Benar dia kompeten, tapi saya kurang klik. Nah klik ini kuantifikasinya susah, karena ada faktor like and dislike. Belum ada tolak ukur atau cara melihat kliknya itu,” tutur dia.

Saya menjadi orang yang paling berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah menerima penghargaan. Sebab, pada dasarnya upaya yang dilakukan pemerintah daerah dan provinsi sampai menghasilkan prestasi ini adalah membantu tugas BKN. “Jadi sesungguhnya kami sangat tergantung kepada BKD/ BKPSDM untuk memberikan pelayanan kepada ASN,” pungkas dia. [tam.iib]

Tags: