Komisi B Minta Pembangunan Kawasan Industri Tak Merugikan Lingkungan

DPRD Jatim, Bhirawa
Peresmian Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Manyar Gresik didukung penuh oleh Komisi B DPRD Jatim. Mengingat keberadaannya bisa memotivasi industri yang akan muncul yang konsepmya terintegrasi seperti halnya Perda yang kini digagas oleh Komisi B terkait kawasan industri terintegrasi.
Ketua Komisi B DPRD Jatim Firdaus Febrianto menegaskan jika saat ini pemerintah pusat menginginkan adanya kawasan industri yang terintegrasi yang dijabarkan dalam keputusan Menteri Perindustrian. Namun demikian pembangunannya jangan sampai mengorbankan masyarakat sekitar.
“Saat peresmian oleh Pak Jokowi, saya sempat disambati oleh masyarakat yang katanya akibat pelebaran dermaga, membuat nelayan di sana kesulitan mendapatkan ikan. Karena itu masalah ini akan kita klarifikasi. Yang pasti pendirian kawasan industri jangan merugikan lingkungan sekitarnya,”tegasnya, Minggu (11/3).
Sementara itu, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menegaskan pembangunan kawasan industri yang terintegrasi memberikan keuntungan bagi penciptaan iklim ekonomi yang kondusif di Jatim, khususnya sektor ekspor dan impor. Ditambahkannya, pengembangan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri dapat memberikan nilai tambah sekaligus meningkatkan daya saing produk industri.
“Tujuan akhirnya adalah dapat mendorong ekspor. JIIPE terintegrasi dari seluruh keperluan yang dibutuhkan pengguna jasa, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi biaya logistik,” ujar Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Jatim.
Karena dapat menekan ongkos produksi termasuk distribusi barang, Pakde Karwo menganggap JIIPE sebagai kawasan industri dan pelabuhan yang ideal di era sekarang ini. Dengan nilai lebih itu, perusahaan yang bergabung dalam JIIPE menjadi lebih kompetitif jika dibandingkan tempat lain.
Berdasarkan data, Jatim telah memiliki tujuh kawasan industri dengan total luasan 4.819,5 ha, merupakan yang terluas ke empat di Indonesia. Pada 2017, seluruh kawasan industri di Jatim menumbuhkan industri pengolahan Jatim sebesar 26,63 persen dan berkontribusi terhadap industri pengolahan nasional sebesar 21,40 persen.
Selain dengan mengembangkan kawasan industri, Pakde Karwo menjelaskan, Pemprov Jatim juga terus memberikan jaminan kepada para investor berupa ketersediaan lahan, kemudahan perizinan, kecukupan power plant, serta buruh yang terampil dan demokratis.
“Government guarantee menjadi strategi Pemprov Jatim untuk meningkatkan investasi,” tegasnya.
Kawasan Terintegrasi Pertama
Sementara itu saat peresmian kawasan JIIPE di Gresik Jumat (9/3) kemarin, Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartato mengatakan JIIPE merupakan model kawasan industri generasi ketiga yaitu kawasan industri yang dilengkapi dengan infra dan suprastruktur yang andal dan terintegrasi dengan pelabuhan, ramah lingkungan, inovatif menuju terwujudnya kota industri baru.
Saat ini JIIPE sudah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri seluas 1.760 ha, memiliki Kantor Pengelola dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti pembangkit tenaga Listrik 23 MW yang telah beroperasi sejak November 2017, Water Treatment Plant, Jaringan pipa gas yang saat ini sudah terkoneksi dengan pipa gas Perusahaan Gas Negara (PGN), Sistem Telekomunikasi dengan Fiber Optik dan Internet Broadband, serta pelabuhan sehingga diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dan biaya produksi.
“JIIPE telah siap untuk menampung investasi dengan menyiapkan zona untuk Port Estate, Heavy Industry, Medium Industry, Light Industry, Commercial, Pelabuhan, dan Kawasan Pemukiman. Jadi industri tinggal masuk saja di JIIPE,” katanya.
Untuk mendukung beroperasinya Kawasan Industri JIIPE, lanjutnya, masih dibutuhkan penambahan dan peningkatan beberapa infrastruktur seperti pelebaran Jalan Daendels, penyambungan rel kereta api sepanjang 11 km dari Stasiun Duduk Sampeyan sampai masuk ke lokasi JIIPE dan agar Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar bisa terkoneksi dengan JIIPE.
Dijelaskannya saat ini sudah ada 8 perusahaan yang berinvestasi meliputi 2 perusahaan sudah beroperasi, 2 perusahaan dalam proses pembangunan pabrik, dan 4 lainnya akan mulai pembangunan.
Ia berharap dengan diresmikannya JIIPE, bisa menampung tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang, dan bisa menimbulkan terjadinya multiplier effect pada 10 tahun mendatang.
JIIPE adalah kawasan terintegrasi pertama di Indonesia dan terluas di Jawa Timur dengan total luas lahan sekitar 3.000 ha. JIIPE menggunakan konsep penggabungan kawasan industri seluas 1.761 ha, kawasan pelabuhan seluas 400 Ha, dan kawasan residential seluas 800 Ha. [cty]

Tags: