Lagi, SD Mudipat Meraih Silver Medal Ajang Robotika Internasional di Thailand

Ustadz Eddy Susanto dan Ustadz Endik Setyaawan berfoto bersama dengan Tim Scientist Boy yang berhasil meraih Silver Medal di event Lomba Robotika di Thailand. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Lagi, SD Muhammadiyah 4 (SD Mudipat) Pucang, Surabaya, meraih prestasi dalam bidang Robotika. Kali ini Duta Robotika Mudipat yakni Tim Scientist Boy berhasil membawa nama harum Negara Indonesia, setelah meraih Silver Medal di ajang lomba Inovasi Internasional tingkat umum di Bangkok, Thailand, pada event International Intellectual, Invention, Innovation dan Technology Exposition 2024 in Thailand Inventor’s Day 2024.

Tim Scientist Boy beranggotakan Iswara Muhammad Krisna, Rayyan Alkhalifi Bayuandra, Arya Alvariza Risqialamsyah, Satria Wikrama Janitra Aryasatya dan Aditya Arya Maulana Irawan yang semuanya kelas IV. Membuat inovasi berjudul Arture Shoes Smartfuture Shoes, Safety Shoes to help the Elderly Better yakni alat berupa Sepatu Pintar berfungsi untuk mendeteksi orang tua jatuh dan bisa tracking lokasi yang jatuh.

Tim Scientist Boy meraih Silver Medal setelah mengalahkan 3 ribu peserta dari 30 negara pada lomba yang digelar National Research Council of Thailand, Minister of Higher Education, Scientist, Research and Inovation, pada 2 hingga 6 Februari lalu, di Event Hall 100-200, Bangkok International Trade and Exhibition Centre, Bangkok, Thailand.

Kepala Sekolah SD Mudipat, Ustadz Eddy Susanto SPd MPd mengatakan, Alhamdulillah para siswa SD Mudipat yang masih kelas IV ini berhasil meraih Silver Medal setelah berkompetisi dengan orang – orang dewasa. Ini merupakan kelebihan yang luar biasa, meski harus berkompetisi dengan orang dewasa dan memberikan paparan ciptaannya di hadapan juri dalam Bahasa Inggris.

“Alhamdulillah anak – anak berhasil meraih Silver Medal. Tehnologi yang diciptakan anak – anak ini sangat bermanfaat membantu bagi orang tua saat jatuh. Maka dengan tehnologi yang diciptakan anak – anak ketika salah satu anggota keluarga yang sudah lanjut usia tiba – tiba jatuh, maka dari Sepatu Pintar yang dipakai dan telah dipasangi seperangkat tehnologi ciptaan anak – anak akan mengirimkan notifikasi pada HP yang telah terpasang aplikasi ciptaan anak – anak. Notifikasi dengan memberitahukan lokasi jatuh sesuai map,” jelasnya.

Ustadz Eddy menjelaskan, ke depan pihak sekolah dan orang tua para siswa akan mendaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM, untuk mendapatkan HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) sehingga hasil karya para siswa ini mendapatkan HaKI. Dan akan memproduksi secara massal setelah mendapatkan HaKI serta berharap ada bantuan dari pemerintah dalam pemasarannya.

Sementara itu, Pembina Ekstra Kurikuler Robotika, Ustadz Endik Setyaawan SSi menambahkan, ide penciptaan Sepatu Pintar ini berasal dari anak – anak sendiri. Awalnya, salah satu anggota tim mempunyai kakek atau neneknya terjatuh pada saat jalan – jalan kemudian terjatuh, karena posisi tempat jatuh tidak ada yang mengetahui sehingga pertolongan pertamanya agak terlambat, hingga ada salah satu tetangga yang memberitahukan.

“Nah, dari situlah tercetuslah ide supaya anak – anak bisa membuat alat inovasi berupa sepatu yang bisa dipakai orang tua, bila terjatuh bisa diketahui oleh pihak keluarga dimana lokasi jatuhnya. Maka dengan Sepatu Pintar ini ketika ada anggota keluarga yang sudah lanjut usia dan terjatuh dapat segera diketuai, bahkan posisi jatuhnya juga bisa dideteksi,” jelas Ustadz Endik.

Ustadz Andik juga menjelaskan, kesulitan dalam proses pembuatan Sepatu Pintar adalah saat perakitan komponen. Karena ada beberapa komponen yang harus diimport dari luar negeri, sehingga harus menunggu pemesanannya. Dan pengembangannya, yang pertama jangkauannya bisa lebih luas lagi dan kedua saat ini notifikasi dari HP yang masih berupa angka dari jarak tempat terjatuh. Namun ke depannya aplikasinya bisa menunjukkan map atau peta secara riil posisi jatuhnya.

Ketua Tim Scientist Boy, Iswara Muhammad Krisna menjelaskan, cara kerja Sepatu Pintar cukup mengatifkan tombol on pada rangkaian elektronik yang ditaruh di atas sol sepatu dan di bawah alas sepatu dalam. Kemudian mengaktifkan Aplikasi Arduino dan menunggu tanda hingga ada pemberitahuan berupa suara bit – bit dua kali, maka Sepatu Pintar dan aplikasinya sudah bekerja.

“Maka bila penggunanya terjatuh HP yang memasang Aplikasi Arduino akan memberikan notifikasi dan menunjukkan lokasi jatuh, tapi pemberitahuannya saat ini masih berupa angka yang menunjukkan jarak antara HP dan pengguna sepatu dengan jarak hingga sekitar 1 Km,” tandasnya. [fen.why]

Tags: