Membina Komunitas Penyandang Disabilitas

Meiatin Naimah SPd

Meiatin Naimah SPd
Dedikasi Meiatin Naimah SPd dalam membina ibu-ibu rumah tangga, dan penyandang disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Merajut Bojonegoro berbuah penghargaan. Tak hanya membina komunitas tersebut, melainkan ia juga mengajak anggota komunitas dan warga berdonasi kepada lansia terlantar melalui karya rajutan yang dihasilkan.
Atas kiprahnya, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro itu pun dinobatkan sebagai TKSK Teladan Provinsi Jatim. Penghargaan tersebut diserahkan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dalam puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2022 di Surabaya, 14 Desember 2022 lalu.
Mei menceritakan, mayoritas anggota komunitas rajut tersebut merupakan ibu-ibu rumah tangga. Setelah melakukan aktivitas di rumah, mereka bisa momong anak sembari berlatih merajut.
“Jadi, ibu-ibu bisa punya income sendiri, bisa buat nambah jajan anaknya. Selain itu, ada kegiatan lain, kami menangani anak-anak cerebral palsy, penyandang disabilitas, anak yatim, dan sebagainya,” kata Mei.
Produk hasil karya Komunitas Rajut Bojonegoro ini telah dipasarkan melalui media sosial Instagram, Facebook, pameran, serta di toko oleh-oleh dengan sistem titip. Selain itu, komunitas ini juga telah memiliki galeri kecil di pusat komunitas di Desa Kenep.
Dia menambahkan, keuntungan dari produk rajut yang dijual sedikit disisihkan untuk para lansia terlantar, sehingga komunitas rajut tersebut menamakan brand produknya dengan “Dora Lentera,” akronim dari Donasi Rajut untuk Lansia Terlantar.
“Dengan beli produk kami, pembeli juga ikut bantu donasi kepada lansia terlantar,” imbuhnya.
Saat ini komunitas rajut tersebut berada di Desa Kenep, Kecamatan Balen. Ke depan, Mei memiliki rencana jangka menengah untuk mereplikasi komunitas tersebut di Desa Sarirejo, Poh Bogo, dan Mulyoagung, Kecamatan Balen. Sementara untuk jangka panjang, Mei berencana membentuk komunitas rajut di 23 desa yang ada di Kecamatan Balen.
“Potensi di Bojonegoro ada banyak sekali, ada tempe, debog (pelepah pisang), dan sebagainya. Harapan saya nanti ke depan potensi ini bisa dikembangkan. Tidak hanya rajut dan lansia saja yang kami tangani, tapi juga bisa memberikan donasi untuk PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) lainnya,” pungkasnya. [rac.iib]

Tags: