Menelisik Megahnya Masjid Kemayoran Peninggalan Belanda

Surabaya, Bhirawa.
Masjid bersejarah nan megah yang terletak di Surabaya Utara ini siapa sangka merupakan peninggalan Mayor Belanda, letaknya yang strategis di depan Kantor DPRD Jatim membuat masjid ini menjadi jujukan ibadah orang – orang sekitar. (Minggu, 2/10)

Nama aslinya adalah Masjid Raudlatul Musyawarah, yang dulunya terletak di area Tugu Pahlawan tepatnya di depan Gedung Gubernuran.

“Memang masjid ini dulunya terletak di Tugu Pahlawan, dulu ini bangunannya jelek banget, saya masih mengingatnya” Ujar Rohman pedagang di sekitar masjid.

Masjid dengan corak berwarna hijau dibangun pada tahun 1772 dan dipindahkan ke Jl. Indrapura pada tahun 1932.

Sejarah berdirinya masjid ini sangat tidak main-main perebutan antara masyarakat dengan pemerintahan Hindia Belanda hingga gugurnya pemangku masjid Kyai Badrun, Sebab Pemerintah Hinda Belanda merasa tidak suka adanya kegiatan Sholawatan di tempat tersebut.

Masjid kemayoran juga dikelilingi oleh tempat-tempat bersejarah lainnya misalnya, Kantor Pos Besar Surabaya yang harus membayar pajak karena menempati tanah milik Mayor Belanda.

Selain memiliki ciri khas warna hijau, masjid ini memiliki prasasti yang ditempel pada dinding masjid dengan Huruf Jawa dan Berbahasa Jawa terbuat dari kuningan dan berhuruf timbul.

“Prasasti yang ada di masjid sini sebagai tanda hadiah tanah yang diberikan pada pemerintahan Bupati Surabaya Tumenggung Kromojoyo Dirono sekitar tahun 1772-1776 masehi” pungkas Anggota Administrasi Masjid, Sulton.

Masjid Kemayoran dilengkapi dengan fasilitas memadai dan biasanya dijadikan sebagai tempat beristirahat bagi pengunjung, dilengkapi dengan taman yang terletak ditengah masjid sebagai pembatas antara jamaah laki-laki dan perempuan.

Daya tarik masjid ini tak hanya dari sisi megahnya saja, tetapi juga dari arsitekturnya yang memadukan aksen Arab dan Jawa.

Pada saat awal berdiri pada lokasi yang baru, bangunan Masjid Kemayoran ini masih mempertahankan bangunan utama berbentuk segi delapannya. Namu beberapa bulan kemudian akhirnya di susul dengan berdirinya dua runagan menanjang sebelah kanan dan kiri lengkap dengan menaranya.

“Saya sudah lama berdagang di depan masjid, banyak sekali perubahannya, penambahan arsitekturnya, penambahan jumlah ruangannya juga, jadi lebih nyaman di lihat sehingga orang-orang lebih krasan” kata Rohman lengkapnya.

Aksen arab bisa diliat dari bentuk kubah yang melengkung, jendela, ventilasi pintu, dan bagian atas masjid memiliki bangun menyerupai segitiga yang akhirnya di bagian atas menjadi bentuk kubah setengah bola dengan bahan baja.

Wilayah Surabaya bagian Utara tidak kalah hebatnya dengan wilayah Surabaya lainnya yang memiliki bangunan bersejarah. Meskipun berada di wilayah ujung Surabaya, namun keindahan dan kemegahan begitu luar biasa. (mg4.gat)

Tags: