Transaksi Bursa Pariwisata Jatim Tembus Rp1,6 Miliar

Kawasan wisata di lereng Gunung Bromo, di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. [Hilmi Husain/Bhirawa]

Pemprov, Bhirawa
Bursa Pariwisata Jawa Timur dari Jumat (30/9) – Minggu (2/10) di Tunjungan Plaza Surabaya telah menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp1.648.615.000. Sedangkan transaksi B2B Rp 234.305.000. Untuk Bursa Pariwisata Jatim pola B2C pada hari pertama Rp 353.465.750, hari kedua Rp 556.638.000, dan hari ketiga Rp 504.206.250
Highlight akumulasi selama tiga hari untuk transaksi nominal tertinggi di posisi awal Taman Safari II, kemudian Jiwa Jawa, De Karanganjar, PT KAI, dan Garuda Indonesia. Kemudian minat wisata yang ingin dikunjungi yaitu Flora Santerra, Taman Safari 2, JTP Group, Hawai Group, dan Trans Snow World.
Sebelumnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Bursa Pariwisata menyampaikan, giat Bursa Pariwisata ini berseiring dengan imbauan Presiden Joko Widodo agar berwisata di dalam negeri. “Pak Presiden sudah menyampaikan lebih baik berwisata di dalam negeri saja, tidak ke luar kota,” ujarnya di sela meninjau Bursa Pariwisata di Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu. (1/10)
Di acara tersebut, kata dia, terdapat banyak pengelola wisata yang menawarkan diskon atau potongan harga sehingga sangat tepat sebagai referensi berwisata. “Ada tawaran lengkap sampai akomodasi menarik. Bisa sekaligus wisata dan healing. Harapannya pemulihan ekonomi di Jatim akan lebih meningkat, terutama dari sektor pariwisata,” ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Pada Minggu (2/10), saat memberangkatkan Jatim Women Touring, Plt Kadisbudpar Jatim, Sinarto mangatakan, sebelumnya dari 50 peserta bursa pariwisata menberikan diskon tinggi agar ada pergerakan wisatawan nusantara. “Bursa Pariwisata sidaj tembus Rp 1 Miliar lebih artinya ada pergerakan pariwisata paska pandemi bisa kita dorong secara maksimal. Semoga banyak wisman juga masuk ke Jatim, ” ujarnya.
Sinarto juga menambahkan, kekhawatiran dengan adanya kenaikan BBM tentunya masyarakat akan menyesuaikan dengan dinamika ekonomi. “Ditempat pariwisata tidak terpikir hal itu, Dan orang berwisata pasti akan mengukur kemampuannya. Dan sampai saat ini saya juga belum mendengar ada pelaku pariwisata menaikkan tarifnya, ” katanya. [rac.wwn]

Tags: