Menengok Sesuci Nagari Nguras Sendang di Lereng Gunung Pucangan

Rangkaian prosesi Sesuci Nagari Nguras Sendang di Sendang Made, Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang. [arif yulianto]

Ritual Sebelum Upacara Kungkum Sinden, Miliki Nilai Jual Bangkitkan Perekonomian
Kab Bhirawa, Bhirawa
Para penari wanita berbusana kerajaan melenggak-lenggok di area pelataran Sendang Made, di lereng Gunung Pucangan, tepatnya di Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang.
Dengan membawa kendil berisi air dari Sendang Made, para penari bak putri-putri dari kerajaan ini berjalan dan menari dari kompleks sendang menuju gapura masuk Sendang Made. Di gapura masuk Sendang Made, telah menanti bala pasukan yang juga berbaju kerajaan.
Beberapa orang tampak membawa gunungan wayang, ada pula yang membawa umbul-umbul. Di antaranya digambarkan sebagai para kesatria. Ada pula bala pasukan yang memanggul hasil bumi berbentuk tumpeng besar berisi sayur mayur maupun buah-buahan.
Sesaat kemudian, para penari pembawa kendil air Sendang Made itupun bergabung dengan bala pasukan tersebut. Para penari pembawa kendil berada di depan dan rombongan pun berjalan menuju pelataran sendang.
Sejumlah tokoh dan sesepuh mulai dari Juru Kunci Sendang Made, para pejabat Forum Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Kudu, pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, pejabat Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim), hingga budayawan menunggu rombongan pasukan di pelataran Sendang Made.
Seperti pada rangkaian kegiatan yang beredar, sebelum acara kirab, didahului dengan prosesi Nguras Sendang yang dilanjutkan dengan Prosesi Nguras Sendang Drajat yang dilakukan oleh Juru Kunci Sendang Made.
Setelah kendil-kendil berisi air sendang dan bebungaan itu diserahkan para putri-putri pembawa kendil kepada tokoh-tokoh dan sesepuh, kendil-kendil itu pun dipecahkan dengan melemparkannya ke tanah.
Kemudian setelah dilaksanakan sejumlah prosesi seremonial dan doa bersama, gunungan-gunungan hasil bumi ini kemudian diperebutkan oleh warga di depan Pendopo Sendang Made.
Prosesi-prosesi tersebut merupakan potret dari rangkaian acara ‘Sesuci Nagari Nguras Sendang’ di Sendang Made, Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Sabtu (13/11) lalu.
Di kompleks Sendang Made sendiri terdapat sejumlah sendang yang memiliki nama-nama masing-masing, seperti Sendang Gede, Sendang Pengilon, Sendang Drajat, maupun Sendang Pomben. Prosesi Sesuci Nagari Nguras Sendang ini dilakukan di Sendang Made sebelum prosesi ‘Kungkum Sinden’.
“Kita ketahui selama ini dikenal ada ritual ‘Kungkum Sinden’. Itu memang ritual puncaknya memang di situ. Tetapi sebelum ada ‘Kungkum Sinden’, kondisi sendangnya kan harus terjaga. Kebersihannya dan sebagainya,” beber Budayawan Jombang, Nasrul Illah atau yang akrab disapa Cak Nas.
“Acara hari ini dilakukan sebelum ‘Kungkum Sinden’. Jadi setelah hari ini, ndak tahu berapa lama lagi akan ada upacara ‘Kungkum Sinden’. Supaya sendang bersih, kalau dipakai apapun bisa,” papar cak Nas yang tak lain merupakan adik dari Budayawan Emha Ainun Nadjib tersebut.
Terkait pelaksanaan Sesuci Nagari Nguras Sendang di Sendang Made ini, Camat Kudu, Jombang, Agus Sholahudin mengucapkan selamat kepada Kepala Desa Made, Winarsih yang sudah menyelenggarakan acara tersebut.
“Bahasa sesuci ini adalah perintah agama, artinya kita dalam setiap melakukan sesuatu, kita harus dalam keadaan suci. Ini adalah simbol bahwa, kita manusia ini diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang fitrah dan suci,” kata Agus Sholahudin.
Dia berharap, acara seperti itu bisa terus dilestarikan. “Karena ini adalah uri-uri budaya. Budaya kita, tradisi kita, dalam rangka untuk memperkuat budaya tanah air, memperkuat budaya desa, jangan sampai budaya-budaya kita ini tergerus dengan budaya-budaya asing,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Jombang, Bambang Nurwijanto mengungkapkan, acara seperti Sesuci Nagari Nguras Sendang di Sendang Made seperti ini merupakan bagian dari budaya yang perlu dilestarikan.
Bambang Nurwijanto pun menilai, acara seperti ini memiliki nilai jual yang bisa membangkitkan ekonomi masyarakat. “Artinya punya nilai jual ekonomi yang bisa membangkitkan perekonomian,” ungkap Kadisporapar Kabupaten Jombang. [arif yulianto]

Tags: