Minimnya Minat Baca Orang Indonesia

Di tengah genggap gepita persoalan sosial, politik dan ekonomi yang sangat santer mewarnai media pemberitaan tanah air. Ada hal penting, sekiranya layak menjadi perhatian publik. Salah satunya, adalah persoalan pendidikan khususnya menyoal daya dan minat baca yang ada di negeri ini. Jujur harus kita akui bersama bahwa membaca memberikan efek sangat baik bagi siapa pun yang melakukannya. Selain meningkatkan keahlian komunikasi dan analisa, membaca juga diketahui untuk meningkatkan kapabilitas memori dan meningkatkan konsentrasi. Sayangnya, minat membaca penduduk Indonesia masih sangat rendah.
Menurut penelitian dari Program of International Student Assessment (PISA) tingkat literasi Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara yang disurvei (bukan 72 karena 2 negara lainnya yakni Malaysia dan Kazakhstan tak memenuhi kualifikasi penelitian). Pada kategori umum performa dalam sains, membaca, dan matematika ini, negara yang menempati ranking 1 adalah Singapura dengan skor sains 556, membaca 535, dan matematika 564. Di bawah Singapura ada Jepang dengan skor sains 538, membaca 516, dan matematika 532. Urutan ke-3 diduduki Estonia dengan skor sains 534, membaca 519, dan matematika 520. Menurut penelitian dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 91,47% anak usia sekolah lebih suka menonton televisi ketimbang membaca buku. Realitas tersebut tentu saja mengundang keprihatinan kita bersama.
Melihat kenyataan dan hasil survey yang demikian, langkah konkretpun rupanya dilakukan pemerintah. Merujuk dari berita yang penulis langsir dari viva.co.id (23/9) pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menginisiasi Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku atau Gernas Baku. Gerakan tersebut adalah inisiatif pemerintah untuk menanamkan budaya membaca untuk sejak dini. Saatnya, kini tentu saja kita harus suportif mendukung langkah pemerintah untuk memberikan yang terbaik buat sumber daya manusia di negeri ini agar tidak tertinggal dengan negara lain.

Asri Kusuma Dewanti
Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Rate this article!
Tags: