Untuk memantapkan kesiapan tanggap bencana di Lamongan, DPD PPNI (Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia) telah membentuk Bapena (Badan Penanggulangan Bencana). (alimun hakim/ Bhirawa).
Memiliki wilayah rawan terhadap resiko bencana alam, Pemerintah Kabupaten Lamongan terus berupaya menangulangi resiko dengan meningkatkan SDM tenaga kesehatan.
Para perawat di Lamongan kini dilibatkan dalam pembekalan penanganan pasien gawat darurat dan tanggap bencana.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi serta Ketua Dewan pertimbangan DPD PPNI Anis Kartika Yuhronur Efendi Kabupaten Lamongan telah membentuk Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Lamongan, dan Badan Penganggulan Bencana (Bapena) Lamongan.
“Bapena adalah satu inisiatif yang sungguh mulia dan bisa dicontoh oleh kelompok masyarakat yang lain, sehingga dengan Bapena ini kesiapan kita dalam menghadapi bencana yang akhir-akhir ini memang menjadi bagian dari keseharian kita dan hampir di mana-mana, dengan Bapena ini menunjukkan kesiapan kita dalam menghadapi bencana,” tutur Pak Yes
Terlebih, lanjut Pak Yes, kesehatan menjadi salah satu sektor terpenting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan.
Sehingga 10 wilayah rawan bencana alam yang diantaranya Babat, Karangbinangun, Karanggendeng, Sekaran, Maduran, Laren, Kalitengah, Glagah, Deket, dan Turi, dapat menjadi fokus para perawat dalam kesiap siagaan memasuki musim penghujan.
Sebagai penguatan peran dan fungsi perawat dalam pelaksanaan gawat darurat dan tanggap bencana, juga dilaksanakan webinar sesi pertama secara hybrid di Lamongan yang di ikuti 2808 peserta dari Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban, yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan sesi kedua dan ketiga di Bojonegoro dan Tuban.
Diharapkan dengan adanya tim pembina ini dapat meningkatkan potensi keilmuan dan mampu berkolaborasi, bersinergi, bekerjasama dengan pemerintah dalam menangani bencana alam maupun non alam.
Bencana kata Ketua DPD PPNI Lamongan Nurul Chayatin, bisa datang kapanpun, maka ini perlu adanya suatu wadah suatu untuk bersama-sama kita bisa menangani bencana tersebut, sehingga nanti seluruh perawat di Kabupaten Lamongan harus bisa mewujudkan sistem penanganan bencana baik itu pada saat pra-bencana, pada saat situasi bencana, maupun pada saat pasca-bencana.
“Jadi konsentrasi kita jangan hanya pada saat bencana tetapi kita harus siap ketika dalam kondisi pra-bencana maupun pada saat pasca-bencana,” tutupnya. [aha.yit.gat]
