Naila Sakinah, Hafidzah Mendapat Hadiah Umrah dari Menteri BUMN

Naila Sakinah saat dapat hadiah dari Menteri BUMN Erick Thohir. [wiwit agus pribadi]

Allah SWT Memiliki Cara Sendiri untuk Memberi Sesuatu pada Hambanya dan Tidak Terduga
Kab.Probolinggo, Bhirawa
Isak tangis Naila Sakinah, tak terbendung saat bertemu Menteri BUMN Erick Thohir. Perempuan asal Desa Gununggeni, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, itu kaget sekaligus terharu. Tak menyangka bakal mendapat hadiah umrah dari Erick.
Siang itu, hujan sedang turun. Smartphone milik Naila Sakinah, tiba-tiba berdering. Ada sebuah panggilan dari nomor tak dikenal. Kala itu, Naila sedang berada di Kampus Universitas Islam Zainal Hasan (Unzah) Genggong, di Kota Kraksaan. “Saya angkat, suara di telepon meminta saya ke pondok. Katanya, Kiai dan Pak Menteri ingin bertemu,” katanya, Selasa (23/11) mengingat percakapan saat itu.
Permintaan dari seberang telepon itu tak lantas Naila percaya. Naila baru percaya saat dia melihat sebuah grup WhatsApp (WA) miliknya. Di situ, ada fotonya dilengkapi tulisan singkat yang isinya dia sedang dicari. “Awalnya saya tidak mau ke pondok. Takut kena prank. Namun di grup WA ada informasi bahwa saya memang dicari,” ujarnya.
Siapa saja yang kenal anak ini (Naila), tolong bilang suruh ke dalem (Ponpes Genggong), kerena dicari kiai. Begitu bunyi informasi di sejumlah WA yang dia ikuti.
Melihat informasi yang menyebar itu, Naila langsung berangkat dengan mengucap basmalah. Diantar temannya naik motor, dia langsung menuju ke Ponpes Genggong. Menerjang hujan yang cukup deras. Meskipun, tanda tanya menggelayut di benaknya. Ada apa gerangan.
“Kenapa saya dipanggil? Saya masih bertanya-tanya. Bahkan, sesampai di pondok saya masih bertanya-tanya. Lalu, saya bertemu ajudan Pak Menteri. Ajudan itu bilang katanya nanti saya ngobrol dengan Pak Menteri,” lanjutnya.
Saat itu, Menteri BUMN Erick Thohir memang sedang berkunjung ke Ponpes Zainul Hasan Genggong. Saat Naila menunggu, Menteri Erick sedang memberikan sambutan. Perasaan Naila makin tak karuan. Sebab, tak tebersit sedikit pun di benaknya akan bertemu dan berhadapan dengan seorang menteri.
Hati Naila makin berdebar-debar. Begitu selesai memberikan sambutan, Erick Thohir mendatanginya. Berjalan ke arahnya sembari bertanya. “Yang mana yang namanya Naila?”
Naila langsung memperkenalkan diri. Namun, di luar dugaannya Erick justru balik bertanya. “Pak Menteri kemudian bertanya, coba apa yang bisa saya bantu? Saya kaget jelas. Saya tidak punya permintaan apa-apa. Sebab, saya memang tidak tahu ada apa ini,” kata mahasiswi semester akhir Fakultas Tarbiyah Unzah tersebut.
Dengan keberanian yang dikumpulkannya, Naila menyampaikan ingin ke Baitullah. Ingin umrah. “Saat ditanya, saya bilang ingin nyambangi Rasulullah. Namun Pak Menteri tidak mendengar. Kemudian ada yang menyampaikan, minta umrah, minta umrah. Akhirnya Pak Menteri bilang, nanti umrah ya. Pak Erick yang umrahkan,” tuturnya.
Mendengar jawaban Erick, Naila langsung menangis. Keinginannya untuk umrah diberi kemudahan dengan perantara Erick Thohir.
“Umrah ini dihadiahkan ke saya, karena saya hafidzah. Ada yang menyampaikan ke Pak Menteri bahwa saya penghafal Alquran. Allah memiliki cara sendiri untuk memberi sesuatu kepada hambanya. Bahkan bisa berlipat dan tidak terduga,” ungkapnya.
Pertemuan Naila dengan Menteri BUMN Erick Thohir sangatlah singkat. Erick melanjutkan tugasnya menuju Jember, sementara Naila langsung mendatangi makbaroh almarhum Kiai Moh. Hasan Sepuh untuk meluapkan rasa syukur. “Usai ke makbaroh saya telepon umi (ibu). Umi tidak percaya. Bahkan umi bilang, yang benar ngomongnya. Setelah itu baru umi percaya,” tandasnya.
Rektor Unzah Dr Abdul Aziz Wahab menyampaikan, Menteri BUMN Erick Thohir memang memiliki ketertarikan khusus pada para santri penghafal Alquran. Karena itu, Naila mendapat hadiah umrah dari Erick.
Kebetulan sebelum Erick Thohir mendatangi PZH Genggong, ada sebuah video masuk ke akun sosial Erick Thohir. Video itu tidak lain tentang Naila. Dari situlah, Erick mengaku mengenal Naila.
“Menurut Pak Erick Thohir ada orang yang mengirimkan video kepada beliau. Isinya, ada mahasiswi Unzah yang hafal Alquran ingin bertemu beliau. Kemudian saat di pondok Pak Erick memperlihatkan video tersebut kepada kiai. Akhirnya anaknya dipanggil. Betul, Naila itu anaknya,” paparnya.
Naila sendiri mengaku, menjadi hafidzah tidak lepas dari perjuangan kedua orang tuanya, Abdul Aziz dan Umi Mahtum. Keduanya sangat ingin Naila menjadi penghafal Alquran. Walaupun, Naila awalnya tidak punya keinginan untuk itu.
Setelah lulus dari MA Darul Lughah Wal Karomah pada 2015, orang tuanya meminta Naila menghafal Alquran. Padahal, Naila sendiri waktu itu ingin langsung kuliah. “Orang tua minta saya menghafal Alquran dulu. Sementara saya ingin langsung kuliah. Katanya orang tua, kuliah itu bisa kapan saja. Ya akhirnya saya ikuti,” lanjutnya.
Pada 2015, Naila mondok di Tahfidzul Quran Al Muqorromin sampai 2017. Di sana Naila berhasil tuntas menghafal Alquran dalam waktu 8 bulan. “Tahun 2016 itu sudah selesai hafalan. Tapi, tetap mondok sampai 2017. Sebab, masih melancarkan hafalan. Setelah itu baru saya kuliah,” tambahnya. [wiwit agus pribadi]

Tags: