Pacu Produktivitas Pertanian

Tobacco industry flat vector illustration. Cigarette production. Cultivation, harvest, farming. Plant, factory. Indonesian business. Isolated cartoon concept on white background

Sampai saat ini, menjaga produktivitas pertanian menjadi perhatian banyak negara. Bahkan hampir setiap negara sedang mengamankan stok pangan mereka di tengah ancaman krisis pangan yang terjadi seperti saat ini. Berbagai solusi, terobosan dan inovasi pun meski perlu terus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan atau memacu produktifitas pertanian.

Terlebih, secara angka dari tahun ke tahun jumlah penduduk yang mengalami kerawanan pangan di Kawasan Asia Pasifik terus mengalami peningkatan. Adapun detailnya sebagai berikut Pra Pandemi Covid-19 (awal 2020) sebanyak 27,6 juta orang, Pandemi Covid-19 (akhir 2020) 54 juta orang, Puncak Pandemi Covid-19 (2021) 62,1 juta orang, dan Pasca Pandemi Covid-19 (2022) 69,5 juta orang. Khusus untuk data 2022, World Food Programme mencatat peningkatan tersebut turut dipengaruhi oleh efek riak dari perang Rusia dan Ukraina, (Republika, 29/7/2023).

Ditambah, menurut Global Report on Food Crisis 2022 Mid-year Update, diperkirakan pada periode tersebut akan ada 205 juta orang di 45 negara akan menghadapi kerawanan pangan akut dan membutuhkan bantuan pangan mendesak. Jika digabungkan dengan data terbaru dari 2021, jumlah tersebut diperkirakan mencapai 222 juta orang di 53 negara/wilayah yang tercakup dalam Global Report on Food Crises 2022. Jumlah tersebut juga tercatat menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun sejarah laporan. Selain itu, sekitar 45 juta orang di 37 negara diproyeksikan hanya memiliki sedikit makanan sehingga mereka akan mengalami kekurangan gizi parah, berisiko menghadapi kelaparan dan kematian.

Negeri ini memang meski berhati-hati dan tidak lengah dalam menyediakan pangan dalam negeri secara mandiri. Pertanian cerdas atau pertanian presisi meski bisa diimplementasikan. Untuk itu, saatnya Kementerian Pertanian (Kementan) perlu terus memacu peningkatan produksi dengan strategi yang lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya, salah satunya dengan penerapan teknologi pertanian sesuai amanat Perpres 18/2020 tentang RPJMN 2020 2024. Dilanjutkan, idealnya Kementan perlu terus memacu produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian. Sekaligus, melakukan penguatan literasi digital guna memaksimalkan potensi SDM yang ada di bidang pertanian.

Gumoyo Mumpuni Ningsih
Dosen Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Rate this article!
Tags: