Pancasila Pemersatu Bangsa Tak Pernah Ada Perang Antar Suku, Antar Agama

bedah buku “Catatan dari Senayan 2 – Relasi Islam dan Negara, Perjalanan Indonesia”

Jakarta, Bhirawa.
Prof Dr Azyumardi Azra mengatakan, dari berbagai dialog dengan negara-negara di Eropa, seperti Inggris, Perancis dan Jerman, Indonesia dibilang, sangat beruntung ber-ideologi Pancasila. Dengan Pancasila, lebih dari 300 suku-suku di Indonesia, tidak pernah terjadi perang antar suku. Perang antar agama juga tidak pernah ada dalam sejarah Indonesia.

“Dibanding dengan Afganistan, disana hanya ada 7 sampai 8 suku. Tetapi, disana perang antar suku sejak tahun 1979 hingga saat ini terus terjadi. Taliban di Afganistan, sekarang disana diberlakukan hukum Ghudud, dimana orang dieksekusi didepan umum. Mayat ya digantung ditiang listrik. Di Belgia, yang luas wilayahnya tidak lebih luas dengan provinsi Banten, tingkat intoleransi disana lebih parah lagi,” ungkap Azyumardi Azra dalam bedah buku “Catatan dari Senayan 2 – Relasi Islam dan Negara, Perjalanan Indonesia” karya Dr Arsul Sani, wakil ketua MPR RI (PPP).

Hadir sebagai Keynote speech Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI dan nara sumber lain, Fahri Hamzah Ketua Umum partai Gelora, Prof Dr Lili Romli dan penerbit buku Abdul Rahman Makmun. Hadir pula Sekjen MPR RI Dr Ma’ruf  Cahyono, Kabiro Humas MPR RI Siti Fauziah SE

Prof Azyumardi Azra lebih jauh, mengatakan; dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, Negara bersahabat dengan Agama. Diakui, masih ada sebagian kecil yang tidak mau menerima Pancasila. Seperti sebagian kecil umat Islam yang menolak menyanyikan Indonesia Raya, menolak hormat Bendera dsb. 

“Mereka yang menolak Pancasila memang masih ada, tetapi jumlahnya sangat kecil. Para penolak Pancasila itu lebih banyak dipengaruhi oleh pikiran-pikiran Transnasional, dengan mimpi membangun negara Islam dunia (Khilafah),” papar Azyumardi.

Upaya-upaya untuk membenturkan Agama khususnya Islam, agama yang dianut sebagian besar atau mayoritas penduduk Indonesia, harus dicegah. Harus dihindari semaksimal mungkin, karena sangat merugikan bagi siapa pun. Tidak menguntungkan bagi negara dan bangsa, seru Prof Azyumardi Azra.

Dalam konteks PPHN (Pokok Pokok Haluan Negara) Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menantang penulis buku Arsul Sani, untuk menulis PPHN dalam perspektif Islam. Agar dengan buku itu tergambar, apakah perencanaan pembangunan jangka panjang (PPHN), sudah sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. 

“Jangan sampai membiarkan negara tanpa arah dan tanpa haluan. Itu merupakan pelanggaran, karena bisa membawa kearah ketidak pastian dan in-efisiensi anggaran,” ucap Bambang Soesatyo.

Dia yakin, apabila bangsa Indonesia mempunyai guidance atau bintang pengarah, yakni PPHN. Maka bangsa Indonesia tidak akan kehilangan Haluan dalam menjalankan pemerintahan, siapa pun Presidennya.

Dr Arsul Sani menyebutkan, buku yang ditulisnya, disajikan dari berbagai kelompok umat Islam yang ditemui nya di berbagai pertemuan. Dari kelompok Islam yang paling kiri maupun yang paling kanan. Dengan berbagai pandangan, dari yang Liberal contohnya JIL. Semua itu menjadi catatan, dan dibantu staff ahli, lalu diterbitkan buku ini.

“Saya ingin mendengar buku saya ini di kritis dan disalah-salahkan. itu yang saya suka dan saya inginkan,” ucap Arsul Sani. (ira)

Tags: