Pemain PON Jatim Kembalikan Peak Performance

Pemain PON JatimSurabaya, Bhirawa
Batalnya pertandingan Pra Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (Pra PON) wilayah II di Stadion Jati Diri Semarang, membuat Pelatih Pra PON Jatim, Hanafing menyusun program latihan untuk mengembalikan peak performance pemain usia libur.
Seharusnya, Fahmi Al Ayubbi dkk melakoni laga Pra PON melawan DI Yogyakarta di Stadion Jatidiri, Semarang, Kamis (8/10) lalu. Namun, tim Jatim batal berangkat lantaran pertandingan pertama antara Jateng kontra Yogyakarta dihentikan oleh kepolisian saat kedua tim melakoni pemanasan di stadion yang menjadi markas PSIS Semarang tersebut.
“Kami memulai program latihan, Kami beri kesempatan pemain libur berkumpul dengan keluarganya sehari lagi. Tugas kami di sesi latihan pasca batal tanding Pra PON cukup berat,” terang pelatih tim Pra PON Jatim Hanafing, Kamis (15/10).
“Peak performance pemain saya pikir saat ini sudah lewat. Jadi, saat nanti latihan lagi mereka kembali nol. Karena berdasarkan hitungan kami, performa anak-anak mencapai puncaknya saat Pra PON lalu,” kata mantan pemain Niac Mitra dan Mitra Surabaya itu.
Hanafing menyatakan dari program yang telah disusun sebelumnya, fase puncak pemain memang berpotensi muncul saat gelaran Pra PON. Dia mengatakan tahapan yang dilalui oleh pemain cukup berat dan panjang. Mereka harus menguras potensi fisik saat menggelar training centre (TC) ke Pantai Balekambang, Malang, dan Kebun Teh, Lawang.
“Setelah itu pemantapan teknik dan taktik para pemain lewat berbagai uji coba melawan tim-tim Indonesia Super League (ISL). Rangkaian inilah yang membuat peak performance pemain seharusnya meledak saat Pra PON. Saya harap performa anak-anak tidak anjlok terlalu jauh,” ulas Hanafing.
Lebih lanjut, mantan pelatih PSIM Yogyakarta ini juga berharap sudah keputusan final soal kepastian pelaksanaan Pra PON. Hanafing mengaku menunggu pemberitahuan dari KONI selaku penyelenggara multievent. “Kalau bisa mereka (KONI) dan Tim Transisi menggelarnya, Juni 2016 mendatang. Berdekatan dengan pelaksanaan PON lebih baik,” tuturnya.
“Selain itu, jika memang mau digelar di Jakarta, standar lapangan harus jelas. Stadion yang digunakan mana saja, harus benar-benar berkualitas. Kalau ada grouping ya dipaparkan lebih awal dan penjadwalan juga harus tepat tidak merugikan tim-tim peserta,” tandas Hanafing. [wwn]

Tags: