Pemkab Tulungagung Inventarisir Korban Bencana Banjir dan Longsor

Banjir merendam SDN 2 Ngentrong Kecamatan Campurdarat dan membuat aktifitas belajar mengajar terhenti, Senin (3/10).

Pemkab Tulungagung, Bhirawa
Pemkab Tulungagung masih melakukan inventarisasi terhadap korban bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di lima kecamatan untuk diberi bantuan. Terlebih sejumlah wilayah di Kecamatan Campurdarat masih tergenang banjir.

“Bantuan pada mereka yang menjadi korban bencana alam pasti ada. Sekarang sedang diinventarisasi,” ujar Bupati Maryoto Birowo, Senin (3/10).

Ia menyebut terjadinya musibah banjir dan tanah longsor akibat air hujan yang tak terkendali. Apalagi hujan turun mulai Minggu (2/10) sampai Senin (3/10). “Ini saja di Balai Desa Sawo (Kecamatan Campurdarat) saya dilapori kepala desanya ketinggian airnya masih setinggi satu meter,” bebernya.

Bupati Maryoto Birowo juga menyebut sejumlah sekolah di Kecamatan Campurdarat, utamanya di Desa Ngentrong juga mengalami kebanjiran. Akibatnya, aktifitas belajar mengajar di sekolah tersebut dihentikan untuk sementara.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Tulungagung, Saifudin Zuhri, mengatakan ada delapan sekolah yang kebanjiran. Sekolah tersebut mulai dari SD sampai SMP dan berada di sekitar wilayah Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki.

“Untuk sementara ini ada delapan sekolah yang terkena banjir. Dan siswa sekarang bersih-bersih sekolah,” ujarnya.

Menurut dia, dari delapan sekolah yang terendam banjir ada satu sekolah yakni SMPN 2 Besuki yang kemudian melakukan pembelajaran secara daring. Masalahnya akses guru dan siswa masuk ke sekolah terkena banjir.

“Karena hampir keseluruhan jalan yang menuju SMPN 2 Besuki lumayan dalam. Mudahan-mudahan hari ini normal lagi,” paparnya.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tulungagung, Robinson Nadeak, menyatakan sejumlah kecamatan yang mengalami bencana longsor ada di wilayah Kecamatan Pagerwojo, Kecamatan Besuki dan Kecamatan Tanggunggunung. Sedang yang mengalami bencana banjir di wilayah Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki.

“Sampai saat ini kami belum bisa menghitung kerugiannya. Ini karena masih dilakukan pengecekan,” katanya.

Robinson membeberkan bencana tanah longsor dan banjir bisa disebabkan karena kurangnya penahan air di wilayah pegunungan. Selain juga saluran air yang sudah diatas jalan keadaannya tidak memadai akibat hujan yang turun secara terus menerus selama dua hari.

“Jangka pendeknya kami harus memperbaiki infrastruktur yang rusak. Sedang untuk jangka panjang dilakukan upaya reboisasi dan normalisasi sungai sebelum memasuki musim hujan,” pungkasnya. [wed.dre]

Tags: