Pemkot Madiun Sosialisasikan Penyesuaian Tarif Retribusi Kebersihan

Wali Kota Madiun Dr. Maidi saat membuka sosialisasi publik terkait penyesuaian tarif retribusi kebersihan atau persampahan, Rabu (31/1). [sudarno/bhirawa]

Pemkot Madiun, Bhirawa.
Wali Kota Madiun, Dr. Maidi belajar banyak mengenai tata kelola sampah dan kebersihan lingkungan di Jepang. Ilmu manajemen persampahan yang sudah modern di Negeri Matahari Terbit coba diduplikasi di Kota Pendekar.

Karena itu, Wali Kota Madiun Dr. Maidi membuka sosialisasi publik terkait penyesuaian tarif retribusi kebersihan atau persampahan. Hal ini menjadi langkah awal dalam memodernisasi sistem tata kelola persampahan di Kota Madiun.

“Jadi produk sampah semakin naik. Kesadaran masyarakat, termasuk pengusaha, harus ditingkatkan,” kata Wali Kota saat membuka sosialisasi publik terkait penyesuaian tarif retribusi kebersihan atau persampahan, Rabu (31/1).

Perombakan tarif retribusi persampahan, lanjutnya, merupakan bagian dari strategi pengendalian limbah agar tak menjadi persoalan di kemudian hari.

“Dari 2012 tidak ada perubahan tarif sampai 2023. Maka ini menjadi langkah awal yang perlu diambil,” kata Wali Kota Madiun, sembari menyebut bahwa cost manajemen sampah di negara maju sangat besar.

Pasalnya, sampah merupakan persoalan pelik yang dihadapi semua kota besar di dunia. Di negara-negara maju, katanya, kunci mengelola sampah adalah inovasi. Baik dari segi regulasi atau pelaksanaan secara teknis.

“Pelan-pelan hari ini kita awali menuju kota yang mendunia. Sampah harus kita kendalikan. Tidak ada artinya membangun dengan baik tapi sampah berserakan di mana-mana,” pungkasnya. [dar.dre]

Tags: