Pendeteksi Golongan Darah dan Rhesus Berbasis IT

“Reagennya ada anti A, anti B, anti AB dan Anti D. Untuk anti A,B dan AB ini untuk menentukan golongan darah dilihat dari penggumpalannya. Kemudian untuk reagen D untuk penguji jenis rhesus darah,” terangnya.
Setelah itu, sampel akan bergeser ke ruang kedua sebagai processing. Yaitu dilakukan pengadukan dan pembacaan intensitas cahaya dari penggumpalan dengan sensor. Untuk rhesus, pembacaan dilakukan dengan intensitas cahaya gumpalan, jika gumpalan semakin banyak maka intensitas cahaya semakin tinggi dan berarti golongan darah tersebut memiliki rhesus negatif.
“Saat ini kami masih meggunakan pengadukan manual. Nanti akan kami modifikasi lagi agar bisa secara otomatis mengaduk,” tambah Aisyah.
Alat ini semakin menarik karena data bisa terbaca oleh LCD yang diletakkan pada ruang ketiga alat ini. LCD ini juga disinkronkan dengan aplikasi android sehingga bisa tersimpan sebagai riwayat pengecekan darah.
Aisyah menjelaskan karyanya bersama teman-temannya ini berhasil menjuarai Produk Inovasi Mahasiswa yang dilombakan tingkat Universitas. Sehingga mereka mendapat kesempatan untuk mengurus hak paten karyanya. “Setelah mendapatkan hak paten, harapannya bisa diproduksi massal dan dimanfaatkan oleh PMI,” jelasnya.
Lina menambahkan, perjuangannya bersama teman-temannya tak mudah. dengan jadwal yang padat di semester awal. Ia dan teman-temannya harus pandai-pandai membagi waktu untuk membuat alat tersebut. “Ini perpaduan teknik dan medis, jadi kami juga harus belajar lagi tentang teknik dan sistem aplikasinya,” pungkasnya. [Adit Hananta Utama]

Tags: