Pengambilan PIN PPDB SMA/SMK Mulai Hari Ini

Menurut Sudarminto, kuota bagi siswa Kota Surabaya berkurang karena peningkatan kuota bagi siswa luar kota. Dari awalnya 1 persen menjadi 10 persen, hal ini akan memicu keketatan yang lebih tinggi antar siswa di dalam Kota Surabaya.
Tingkat keketatan masuk SMA/SMK juga didasari dengan bertambahnya jalur khusus seperti mitra warga sebanyak 5 persen ditambah  3 persen untuk jalur bidikmisi. Tidak hanya itu, keketatan juga bakal terjadi karena adanya penyesuaian pagu sesuai aturan pemerintah pusat. Yaitu 36 anak dalam satu rombongan belajar (rombel). Padahal tahun lalu SMA/SMK di Surabaya rata-rata menerima sampai 38 anak dalam satu rombel.
Wakil Kepala SMAN 1 Kota Surabaya Urusan Kurikulum Arie Suprapto menjelaskan, berbagai perbedaan aturan pengelolaan SMA di provinsi belum bisa diprediksi dampaknya pada pendaftar SMA di tempatnya. Namun, ia memastikan jumlah kuota secara umum berkurang.
“Jumlah pagu masih diajukan, sebanyak jumlah rombel yang kami luluskan yaitu 7 kelas. Tetapi jumlahnya beda, kalau yang lulus itu isinya 38 anak satu kelasnya, sekarang pengajuannya ikut aturan 36 anak,” ungkap dia.
Keketatan masuk SMA, lanjutnya juga akan meningkat karena tidak adanya Tes Potensi Akademik untuk masuk sekolah yang merupakan sekolah kawasan. Menurutnya, siswa harus memantau perkembangan online saat sudah mendaftar, sebab penilaian masuk SMA hanya berdasarkan NUN (Nilai Ujian Nasional).
Sementara itu, untuk pendaftar SMK, harus bersaing langsung dengan siswa luar kota tanpa batas kuota dengan mengandalkan NUN. Kepala SMKN 2 Djoko Pratmodjo menjelaskan, tahun ini sekolahnya mengajukan pagu untuk 29 rombel, yaitu 1.044 kursi. Sedangkan tahun lalu pihaknya mengajukan 1.102 siswa untuk 29 rombel. “Memang berkurang, tapi saya rasa tidak akan ada keketatan yang berarti. Karena peminat SMK tidak seperti SMA,” pungkasnya. [tam]

Tags: