Perajin Tempe di Kota Malang Sebut Harga Kedelai Cenderung Turun

Aktifitas pengrajin tempe di Sanan.

Kota Malang, Bhirawa.
Adanya kedelai impor yang dilakukan Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebanyajk 55 ribu ton kedelai asal Amerika Serikat pada 15 Januari lalu, mempengaruhi harga kedelai di Kota Malang. Kedelai dibeli dari perusahaan swasta lantaran Perum Bulog hingga kini masih belum bisa melakukan impor sendiri.

Para pengrajin tempe di kawasan sentra industri tempe Sanan Kota Malang berharap kedelai itu bisa segera didistribusikan. Meskipun harganya saat ini cenderung turun dibandingkan akhir tahun 2022 lalu.

Ketua Prikopti Bangikt Usaha, Chamdani,mengemukakan, untuk kedelai impor yang disubsidi pemerintah pada program tahun 2022 mulai bulan April hingga Desember telah tersalurkan pada perajin. Dalam hal ini, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 1000 per kilogram.

“Untuk 2023 memang sudah ada program untuk mendatangkan kedelai impor, tetapi realisasinya masih belum,” kata Chamdani, Senin (16/1) kemarin.

Meski harganya belum normal, namun lanjut Chamdani harga kedelai impor cenderung turun dibandingkan bulan Oktober hingga Desember 2022 yang menyentuh harga Rp 14 ribu per kilogram.

“Kalau saat ini harganya antra Rp 12.600 hingga Rp 12.700 per kilogramnya,”ujarnya.

Menurutnya, subsidi Rp 1000 per kilogram itu diberikan pemerintah kepada importir. Tetapi kondisi di lapangan harganya fluktuatif setiap hari, bisa naik atau turun sekitar Rp 1000 itu.

“Dari pemerintah subsidi tetap Rp 1000 dari harga lelang importir, tetapi realisasi di lapangan bisa lebih bisa kurang, ini yang kadangkala kurang dipahami karena untuk sampai ke koperasi ada biaya operasional dan sebagainya,” ujarnya.

Melihat kondisi ini, pihaknya mendukung kebijakan pemerintah selama tujuannya demi menstabilkan harga.

Pengrajin mengikuti irama saja naik turunnya harga. Karena tujuan pemerintah berupaya menstabilkan harga, namun di sisi lain kebutuhan kedelai hampir 85 persen impor.

Kebutuhan kedelai impor di Prikopti Bangikt Usaha saat ini mencapai 800 hingga 1000 ton per bulan. Mereka melayani kebutuhan sekitar 380 perajin tempe dan keripik tempe di kawasan Sanan dan sekitarnya.

Pihaknya juga melayani warga umum, tidak hanya anggota koperasi saja, karena koperasi penyalur atau kepanjangan tangan dari pemerintah. [mut.bb]

Tags: