Pertempuran Dahsyat PDIP dan PKB di Jatim Demi Elektabilitas

Peneliti senior SSC Surokim AS disela pemaparan rilis hasil survei SSC bertajuk ‘Gelagat Politik Milenial’ Jawa Timur di Hotel Narita, Surabaya, Senin (12/4) kemarin. Gegeh Bagus Setiadi

Surabaya, Bhirawa
Dua partai besar akan bertarung sengit pada perhelatan di Jawa Timur demi meraih elektabilitas. Kedua partai itu yakni PKB dan PDI Perjuangan dalam meraih suara anak muda milenial.
Dari hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC) dengan responden kalangan milenial, ditemukan fakta bahwa PDIP jadi partai politik yang paling nasionalis dan PKB merupakan partai politik paling religious.
Hal ini disampaikan oleh Peneliti senior SSC Surokim AS disela pemaparan rilis hasil survei SSC bertajuk ‘Gelagat Politik Milenial’ Jawa Timur di Hotel Narita, Surabaya, Senin (12/4) kemarin.
“Akan terjadi pertempuran dahsyat di Jatim antara PDIP dan PKB. Elektabilitas partai pemilih milenial PDIP peroleh 26,7 persen dan PKB 16,3 persen,” kata Surokim.
Sedangkan Top of Mind partai pilihan milenial tertinggi diraih oleh PDIP dengan angka 22,9 persen. Sedangkan PKB terus mengejar pada angka 9,5 persen. Dan partai yang paling religius masih diraih PKB dengan angka 42,8 persen dan PDIP hanya 1,7 persen. Partai yang paling nasionalis PDIP meraih 27,2 persen dan PKB 1,9 persen.
Pada kesempatan sama, Direktur Riset SSC Edy Marzuki menyampaikan bahwa sebenarnya, apa yang dicapai oleh partai di atas tidaklah mengejutkan. Ketiganya memang selalu mencitrakan diri sebagai partai nasionalis. Ini terbukti jika citra yang mereka tunjukkan berhasil diterima.
“Paling tidak begitu fakta yang ditangkap oleh kalangan milenial,” terangnya.
Terkait hasil survey partai yang paling religious, pria yang juga dosen di Universitas Yudharta Pasuruan ini menyebut jika perolehan PKB melejit dengan capaian 42,8 persen. “Baru diikuti oleh PKS, PAN, dan PP yang perolehannya sama-sama di angka sekitar 4 persen,” papar Edy.
Apa yang dicapai PKB ini sedikit boleh dibilang mengejutkan. Pasalnya, akhir-akhir ini PKB mencitrakan diri sebagai partai yang nasionalis.
“Tapi di sisi lain tidak dapat dipungkiri jika konstituen dan para pengurus PKB mayoritas lebih merupakan ulama dan kader dari NU,” pungkas Edy.
Edy juga menerangkan, milenial pria lebih memilih PDIP dan milenial wanita memilih PKB.
“Millenials pria, 27,2 persen memilih PDIP. Baru kemudian diikuti oleh PKB dan Gerindra dengan masing-masing 15,3 persen dan 10,1 persen. Sementara, partai-partai lainnya hanya mendapat perolehan di bawah 10 persen,” bebernya.
“Untuk millennials wanita, 26,3 persen memilih PDIP. Baru kemudian diikuti oleh PKB dan Gerindra serta Demokrat yang masing-masing meraih 17,3 persen dan 9,1 serta 8,7 persen. Partai lainnya pun perolehannya tidak sampai 10 persen,” tambahnya.
Sebagai catatan, Edy mengatakan jika partai yang berada di posisi puncak tidak boleh jumawa serta yang lain jangan berkecil hati.
“Karena masih ada banyak ceruk yang bisa diperebutkan. Di kalangan millennial laki-laki, 22.8 persen memilih tidak menjawab atau tidak tahu. Sedangkan yang perempuan, 19.4 memilih tidak tahu atau tidak menjawab,” tandas Edy.
Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 5-25 Maret 2021 di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. 1070 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dari kalangan millennials dalam setiap KK dilakukan dengan bantuan kish grid. [geh]

Tags: