PMI Berdatangan, Tambah Tempat Karantina

Kedatangan PMI yang mencapai 600 orang per hari membuat Pemprov Jatim menambah tempat karantina. Foto ilustrasi PMI yang ditampung di Asrama Haji. [oky abdul sholeh]

Pemprov, Bhirawa
Kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) terus berlangsung melalui pintu masuk bandara udara Juanda. Setiap hari, kedatangan dapat mencapai hingga 600 orang. Sementara Pemprov Jatim kini juga mendapat tugas tambahan untuk menampung tenaga migran dari 26 provinsi di Indonesia.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan, pemprov tidak hanya bertanggung jawab menangani kedatangan tenaga migran dari wilayahnya saja, melainkan juga yang asalnya dari 26 provinsi di Indonesia. Hal itu merupakan amanah dan tugas yang diberikan Satgas Covid-19 pusat kepada Pemprov Jatim.
Disampaikan Gubernur Khofifah, dalam sehari PMI yang datang ke Jatim berkisar antara 300 hingga 600 orang. Mereka masuk ke Jatim melalui angkutan udara di Bandara Juanda Sidoarjo. Karena itu, upaya mengamankan pintu kedatangan dari luar negeri sebagai deteksi dini masuknya virus varian baru Covid-19 terus dilakukan. Salah satunya dilakukan dengan memperketat sistem karantina.
Saat ini, Pemprov sendiri baru memiliki dua titik tempat karantina tenaga migran yang disediakan yaitu di Asrama Haji dan juga Asrama Kemenag, Pemprov Jatim dikatakan Khofifah akan menambah satu lagi.
Tempat karantina yang akan ditambahkan yaitu di pusat isolasi dan karantina di kantor BPWS sisi Kabupaten Bangkalan. “Jumat kemarin itu yang datang ada 619 orang, lalu Sabtu yang datang 350 orang. Setiap hari selalu ada penerbangan yang membawa tenaga migran dan bahkan bisa lebih dari satu penerbangan,” tambahnya.
Sesuai dengan sistem yang baru, karantina pada tenaga migran dilakukan selama delapan hari. Sebelumnya karantina dilakukan hanya lima hari. Namun kini durasi karantina ditambah.
Begitu tenaga migran datang, maka mereka diwajibkan untuk melakukan swab PCR. Kemudian mereka dikarantina sembari menungg hasil swab. Sebelum kembali ke kabupaten kota mereka juga diswab ulang. “Secara kumulatif sudah ada 29.772 orang tenaga migran yang kita tangani. Dari jumlah itu yang dari luar Jatim ada 4.143 orang,” tegas Khofifah.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa seiring dengan makin bertambahnya durasi karantina para tenaga migran tentunya keterisian bed juga menjadi semakin padat. Maka penggunaan pusat karantina di BPWS akan segera dilakukan mulai besok. “Karena kalau dilihat berdasarkan asal daerah tenaga migran, tertinggi pertama adalah sampang, kemudian pamekasan, ketiga Bangkalan, dan keempat adalah Malang. Maka akan membantu jika karantina kita fasilitasi di BPWS,” tegasnya.
Tidak hanya itu, yang saat ini menjadi kewaspadaan juga adalah masuknya varian baru. Pasalnya jika ada tenaga migran yang terkonfirmasi positif dan CT nya di bawah 20 maka mereka harus menunggu sequencing.
Bahkan baru baru ini Pemprov Jatim menemukan bahwa ada sampel yang didapatkan CT nya 1,8 dan yang di bawah 20. “Berdasarkan data dari ITD Unair, saat ini sudah ada 460 sampel dari tenaga migran yang dites sequencing. Dan dari jumlah itu 450 sampelnya terbukti adalah varian delta.
Oleh sebab itu pihaknya memesankan bahwa format karantina memang harus menjadi perhatian bahwa seluruhnya harus dijalankan dengan sangat penuh kehati-hatian. “Di Jatim saat ini sudah ada yang level 1 tapi bahwa kami dapat penugasan untuk berikan pelayanan untuk pmi 26 prv, ini bukan pekerjaan sederhana, tapi kami berupaya yang terbaik, karena ini bagian upaya kita untuk mencegah penyebaran, bahwa tidak ada tenaga migran yang akan dipulangkan jika tidak negatif,” pungkas Khofifah. [tam]

Tags: