PMK Menurun, Perluas Cakupan Vaksinasi dan Revaksinasi

Seorang dokter hewan memberikan suntikan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi perah.

600 Ribu Dosis Vaksin Didistribusikan ke Kabupaten/ Kota se Jatim

Pemprov Jatim, Bhirawa
Tren kasus penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jatim telah mengalami penurunan. Penurunan terjadi dari 6.000 kasus per hari menjadi 1.000 kasus per hari. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan penurunan kasus PMK di Jatim telah menurun signifikan.
Agar kasus terus menurun, Pemprov Jatim tengah meningkatkan cakupan vaksinasi dan revaksinasi (Vaksinasi ulang) PMK pada hewan ternak. “Pada 20 Juli lalu kita menerima vaksin tahap II sebanyak 600.000 dosis. Seluruh vaksin itu telah kami didistribusikan ke 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang akan digunakan untuk melakukan perluasan vaksinasi maupun re-vaksinasi pada sapi yang sudah menerima dosis pertama,” tegas Khofifah, di Gedung Negara Grahadi, Selasa (26/7).
Rinciannya, vaksin tahap II digunakan untuk re-vaksinasi sebanyak 380.100 dosis. Dan alokasi untuk perluasan vaksin pertama pada sapi potong sebanyak 219.900 dosis. Lebih lanjut Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menuturkan, pelaksanaan vaksinasi tahap II telah dimulai secara serentak pada 25 Juli 2022.
“Prioritas pertama yang harus divaksin adalah ternak bibit, sapi perah, sapi potong dan kerbau sedangkan untuk ternak kambing, domba, babi akan dilakukan vaksinasi setelah ternak sapi dan kerbau sudah tervaksin 100 persen,” tandasnya.
Percepatan vaksinasi PMK di Jatim ini melibatkan semua 2.450 tenaga kesehatan hewan. Rinciannya yaitu 950 dokter hewan dan 1.500 paramedik veteriner. Disamping itu, kerjasama juga dilakukan dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia untuk melatih Tenaga Kesehatan (Nakes) dari unsur TNI dan POLRI sebanyak 1.200 orang.
Selain itu juga melibatkan dokter muda dari Fakultas Kedokteran Hewan Uniar, Unibraw dan Universitas Wijaya Kusuma dengan total 600 mahasiswa dokter muda. Juga melibatkan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) sebanyak 350 dokter hewan.
“Dengan jumlah SDM tersebut maka Jawa Timur memiliki 950 tim vaksinator yang mampu melakukan vaksinasi rata-rata sebanyak 12.500 sd 15.000 ekor/hari. Sehingga total vaksin 600.000 dosis akan terselesaikan selama 1,5 bulan. Tetapi kami sedang menghitung ulang untuk opsi percepatan,” tegasnya.
Ke depan pihaknya berharap suplai vaksin dari pusat bisa lancar tersalurkan ke daerah sehingga upaya vaksinasi bisa terus dilakukan dengan cepat. Khofifah yakin dengan upaya ini kasus PMK di Jatim bisa dihentikan dan seluruh hewan ternak di Jatim kembali dalam kondisi sehat. [tam.wwn]

Tags: