Pondasi Bangsa: Pendidikan Karakter

Oleh :
Amir Rifa’i
Dosen AIK UMM & Pemerhati Pendidikan

Pendidikan karakter adalah aspek yang tidak terpisahkan dari pembentukan individu yang baik. Namun kini, fokus utama pendidikan seringkali tertuju pada peningkatan akademis semata, dan seringkali aspek moral atau karakter terabaikan. Padahal, karakter yang kuat adalah elemen kunci dalam membentuk generasi masa depan yang bertanggung jawab, berempati, dan berintegritas.

Dewasa ini kita perlu kembali mencermati dan mempertimbangkan prioritas dalam pendidikan dan memberikan penekanan lebih pada pendidikan karakter. Dalam opini ini, kita akan menyelami aspek yang menjadikan pendidikan karakter sering diabaikan dan mengapa perlu mengembalikannya ke pusat perhatian dalam sistem pendidikan. Apalagi jika melihat fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, seperti kekerasan antara siswa dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan wali murid, bahkan yang paling anyar adalah kasus penganiayaan siswa di Cilacap, juga kasus pak guru Akbar yang dipolisikan dan dituntut 50 juta oleh wali murid karena menertibkan siswa yang tidak mau melaksanakan shalat.

Sebagai bahan renungan, pertama-tama kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan “pendidikan karakter.” Pendidikan karakter adalah proses pembentukan nilai-nilai, etika, moralitas, dan kualitas pribadi yang mengarah pada perkembangan individu yang berempati, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas. Itu semua meliputi pengembangan kepemimpinan, sikap positif, toleransi, serta keterampilan interpersonal yang kuat. Maka bisa dikatakan bahwa pendidikan karakter adalah landasan utama yang diperlukan untuk menghadapi tantangan sosial, moral, dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu apa yang menyebabkan karakter anak didik kita “kurang bagus”? Penulis beropini bahwa adanya tekanan pada pencapaian akademis seringkali mengendorkan aspek moral dan karakter dalam sistem pendidikan. Karena pendidikan diukur dengan seberapa tinggi skor tes atau nilai akademis siswa, sementara aspek moral dan karakter seringkali dianggap sebagai sesuatu yang dilupakan atau sulit diukur.

Karena fokus yang terlalu besar pada prestasi akademis belaka, sekolah sering menilai keberhasilan mereka berdasarkan hasil ujian dan peringkat kelas, sehingga guru dan siswa cenderung berfokus pada mencapai hasil yang baik dalam hal ini. Kepala sekolah dan guru mungkin merasa tekanan untuk meningkatkan nilai dan peringkat sekolah saja hingga mengabaikan karakter yang semestinya.

Padahal, jika kita membaca sebuah laporan dari Character Education Partnership menyatakan bahwa pendidikan karakter yang kuat dapat meningkatkan hasil akademis, mengurangi perilaku yang merugikan, dan membantu siswa menjadi warga yang lebih baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter bukanlah alternatif atau pesaing dari pendidikan akademis, melainkan bagian yang tak terpisahkan dari pembentukan individu yang sukses dan berkontribusi dalam masyarakat.

Selanjutnya, pengaruh dalam nilai-nilai masyarakat juga berperan dalam mengabaikan pendidikan karakter. Saat ini, banyak anak-anak kita yang terpengaruh perilaku sosial negatif yang terlihat dilingkungan dia tinggal. Dalam hal ini orang tua bertanggung jawab atas besar kecilnya pengaruh perkembangan negative yang terjadi pada anak dirumah. Tanpa karakter yang kuat, anak-anak dapat lebih mudah terpengaruh oleh peran buruk yang tersebar luas di masyarakat.

Selain itu, kurangnya kesadaran bahwa kolaborasi antara lembaga dan tanggung jawab keluarga begitu kentara. Sehingga banyak yang beranggapan penanaman karakter positif pada anak adalah hanya tanggung jawab lembaga pendidikan semata, bukan tanggung jawab keluarga, atau sebaliknya. Perbedaan penanaman inilah yang menjadik sulit untuk mencapai konsensus tentang apa yang seharusnya diajarkan dalam pendidikan karakter.

Karakter, Pondasi Masa Depan
Kita perlu menyepakati bahwa pendidikan karakter membantu mempersiapkan siswa untuk kehidupan nyata. Pada masa depan, siswa akan menghadapi situasi di mana mereka harus membuat keputusan moral dan etika. Pendidikan karakter memberi mereka landasan yang kuat untuk membuat keputusan yang benar dan bertanggung jawab. Selain itu, karakter positif yang ditanamkan dapat membantu mengurangi perilaku negatif, seperti kekerasan di sekolah, pelecehan, atau perilaku kenakalan remaja lainya.

Menambah pendidikan agama dan moral bisa menjadi salah satu alternative untuk menekan berbagai kenakalan siswa yang akhir-akhir ini marak terjadi di lingkungan pendidikan kita. Juga menanamkan paradigma, bahwa karakter yang mulia itu lebih utama daripada sekedar nilai akademis yang bagus dalam penilaian akhir ujian.

Tidak kalah penting mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah dengan menambahkan nilai-nilai karakter ke dalam pribadi mereka, bukan hanya sebagai pelajaran tambahan, tetapi sebagai bagian integral dari pembelajaran sehari-hari. Tapi hal ini harus dibarengi dengan uswah hasanah (contoh yang baik) dari guru dan semua warga yang ada dilingkungan sekolah tersebut.

Tentu saja, untuk mengembalikan pendidikan karakter ke pusat perhatian, perlu juga upaya kolektif kolaboratif dari pemerintah, sekolah, guru, orang tua dan kita semua dengan terlibat secara langsung dalam mendidik, mengawasi serta berperan dalam pembentukan karakter. Dari sini sekolah dapat mengadakan program yang melibatkan semua elemen masyarakat, juga orang tua dalam pembentukan karakter yang positif.

Maka kita semua harus kembali bahwa pendidikan karakter adalah aspek yang tidak boleh diabaikan dalam sistem pendidikan. Ini adalah landasan yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang kuat, etis, dan harmonis. Meskipun ada berbagai tantangan dalam mengintegrasikannya ke dalam berbagai aspek kegiatan kita hingga kurikulum sekolah. Penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa pendidikan karakter mendapatkan perhatian yang pantas dan menjadi prioritas dalam sistem pendidikan kita.

Akhirnya, besar harapan semoga pendidikan kita semakin berkarakter baik, moral bangsa lebih mulia, generasi bisa menjadi agen of change dalam mengemban amanah bangsa Indonesia lebih baik, berintegritas, berkarakter tanpa kekerasan dan penindasan. Semoga bermanfaat.

———– *** ————

Rate this article!
Tags: