Produk Narapidana Provinsi Jawa Timur Tembus Omzet Tertinggi Nasional

Salah satu produk unggulan warga binaan Lapas dan Rutan di Jatim.

Surabaya, Bhirawa
Status narapidana tak membuat kreativitas seseorang tumpul. Melalui pembinaan di Lapas dan Rutan, para narapidana diasa kemampuannya dalam membuay produk-produk yang memiliki nilai jual ekonomi. Seperti yang dilakhkan narapidana di Lapas dan Rutan di Jatim.

Berkat pembinaan dari Lapas dan Rutan jajaran Kanwil Kemenkumham Jatim, produk dari warga binaan pemasyarakatan (WBP) ini disambut positif oleh masyarakat Jatim. Itu dibuktikan dengan jumlah omzet penjualan produk narapidana dalam pameran bertajuk One Day, One Prison’s Product. Kemenkumham Jatim dan jajaran mencatatkan omzet paling tinggi secara nasional.

“Selama pameran di 39 Lapas dan Rutan jajaran, kami berhasil mengumpulkan sekitar Rp 548 juta dari penjualan produk hasil karya narapidana,” kata Plt Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim, Wisnu Nugroho Dewanto, Rabu (27/4).

Wisnu menjelaskan, pendapatan sebanyak itu didapat dari penjualan 95.698 produk narapidana. Atas capaian itu, Kanwil Kemenkumham Jatim mendapatkan penghargaan dari Menkumham Yasonna H Laoly. Yaitu dinobatkan sebagai Kanwil Kemenkumham dengan omzet terbanyak secara nasional dalam Puncak Peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-58, mengungguli Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Wisnu mengaku, capaian tersebut merupakan hasil kontribusi seluruh jajarannya. Khususnya UPT Pemasyarakatan yang selama ini tidak henti-hentinya mempromosikan produk narapidana kepada masyarakat.

“Banyak sekali jenis produk unggulan karya narapidana. Yakni seperti batik, produk meubelair, tahu, jamur hingga es batu kristal,” jelasnya.

Dia juga memberikan catatan khusus terhadap capaian Lapas I Surabaya yang juga meraih predikat omzet terbanyak kategori UPT. Lapas yang dipimpin Jalu Yuswa Panjang itu menyumbang hampir separuh omzet di seluruh Jatim. Yaitu dengan total omzet sekitar Rp 273 juta.

Lapas yang terletak di Kecamatan Porong itu berkontribusi dalam penjualan produk berupa tahu nigarin, es batu kristal, sandaran kursi, serta unit mebelair yang diekspor ke mancanegara.

“Kami selalu berupaya mendorong kerja sama untuk melakukan program kemandirian dan menjembatani warga binaan dengan lingkungan sosial,” ujar Kalapas Jalu.

Jalu menjelaskan, dari hasil penjualan yang ada, pihaknya telah berkontribusi kepada PNBP sebesar Rp 6.270.500,-. Meski begitu, pihaknya akan terus mengajak masyarakat untuk membeli produk warga binaannya. Selain kualitasnya tidak kalah dengan produk bermerk, hal tersebut akan berkontribusi untuk menambah semangat para narapidana.

“Mari kita bangga dan memakai produk hasil karya warga binaan,” pungkasnya. [bed.gat]

Tags: