Programkan Kelas Kasih Sayang

Sejumlah siswa dapat pendampingan belajar bagi siswa yang mengalami penurunan nilai akademik selama pembelajaran Daring. [oky abdul sholeh]

Beri Pendampingan Pembelajaran dan Psikis, Atasi Learning Loss
Surabaya, Bhirawa
Menurunnya kompetensi belajar siswa atau learning loss banyak terjadi selama pembelajaran Daring. Akibatnya, banyak siswa yang mengalami penurunan nilai akademik. Tak hanya itu, siswa juga kesulitan dalam memahami pembelajaran yang diberikan. Untuk mengantisipasi hal ini, SMAN 15 Surabaya bahkan membuat program khusus yang dinamakan Kelas Kasih Sayang.
Kelas yang berisi 86 siswa dari kelas X dan XI ini, dibuat untuk memberikan pendampingan pembelajaran bagi siswa yang tertinggal secara akademik. Selain itu, kelas ini juga memberikan pendampingan psikis sosial emosional kepada siswa.
Menurut Guru Bimbingan Konseling (BK), Nurmala Hayati, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya selama setahun terakhir selama pandemi, banyak kondisi yang tidak selalu mendukung anak selama belajar dari rumah. Mulai kesulitan akses internet, kondisi sosial emosional tidak mendukung yang menyebabkan tugas terbengkalai, ketinggalan pelajaran dan banyak nilai tidak tuntas.
“Di semester I lalu kejadian itu (tugas terbengkalai) mereka harus mengejar pembelajaran sendiri. Tapi bukannya selesai tugas – tugasnya malah bertambah keteteran dan numpuk,” katanya, Rabu (23/6).
Karena itu, selama liburan sekolah semester II, BK SMAN 15 Surabaya mengusulkan Program Kelas Kasih Sayang. Dalam kelas ini, siswa difasilitasi pendampingan agar bisa menyelesaikan kendala selama belajar Daring. Serta menyelesaikan tugas secara bersama – sama dengan teman – temannya yang mempunyai persoalan sama.
“Kami beri guru Mata Pelajaran (Mapel) untuk mendampingi siswa menyelesaikan tugas – tugasnya. Termasuk peran BK yang memberikan pendekatan sosial emosional untuk pengelolaan diri mereka,” jelasnya.
Dikatakan Nurmala, selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ atau Daring, red) tantangannya siswa akan mudah dan berhasil jika mempunyai komitmen belajar mandiri, kondisi fasilitas mendukung, dan di rumah nyaman.
“Tapi factor – faktor tidak selesai. Yang ditemui justru ada yang literasi digitalnya lemah, kemandirian belajar belum terbentuk. Sehingga cara paling banyak diambil siswa banyak absen dalam kelas online,” jelasnya.
Ia melanjutkan sebelum Kelas Kasih Sayang dibuka, pihaknya telah melakukan konseling lebih dulu terhadap para siswa. Hasilnya memang banyak berkaitan dari akademik. Namun, akar persoalan lebih pada sosial emosional.
“Yang dicoba ditemukan bahwa tidak hanya persoalan akademik. Ada anak cerdas, fasilitas mumpuni tapi motivasi belajar tidak ada. Dia mempunyai pandangan tidak suka belajar online. Karenanya, dalam mengatasi hal itu diberikan pembekalan, pembelajaran, skill pengelolaan diri yang meliputi maindset, dan adab belajar. Jika siswa masih butuh konseling kami juga sediakan di sekolah,” imbuhnya.
Dalam Program Kelas Kasih Sayang ini, Nurmala menuturkan, jika dilakukan sosialisasi terhadap orangtua. Kemudian, membuat kontrak belajar dengan siswa, assesment untuk pemetaan siswa, menganalisa faktor kesulitan belajar, memberikan motivasi dan melakulan evaluasi.
“Kegiatan ini mulai Senin (21/6) sampai Rabu (30/6) tapi bisa jadi ini diperpanjang hingga awal Juli untuk siswa yang masih butuh pendampingan. Sehingga pada waktu tahun ajaran baru mereka bisa menuntaskan tugas – tugasnya,” paparnya.
Dalam pelaksanaan ini, 86 siswa yang mengikuti kelas akan dikelompokkan berdasarkan tugas – tugas per Mapel. Maksimal per kelas 18 siswa selama satu jam setengah. Dengan menggunakan tigas sesi. Mulai jam 08.00 hingga 11. 30.
Sementara itu, cara lain dalam mengatasi persoalan learning loss siswa dilakukan SMAN 16 Surabaya. Sekolah menerapkan Program Home Visit bagi siswa yang bermasalah baik secara nilai akademik maupun sikap. Sementara untuk meningkatkan nilai akademik atau prestasi lomba, seperti KSN, pihak sekolah menggandeng Bimbel, alumni dan Institute Teknologi Selupuh Nopember (ITS) Surabaya. Untuk meningkatkan nilai akademik atau prestasi lomba. Misal KSN, maka menggandeng Bimbel, Alumni dan PTN.
“Bila ada siswa bermasalah baik akademik maupun masalah lain ada Tim BK, didampingi wali kelas untuk berkunjung ke rumah peserta didik. Idealnya guru BK mengawal 150 siswa sekitar lima kelas,” jabar Waka Humas SMAN 16 Surabaya, Abdul Razzaq Thahir.
Untuk evaluasi selama setahun terakhir, Reza sapaan akrabnya menuturkan jika proses pembelajaran daring berjalan lancar. Dalam memantau perkembangan atau kemajuan belajar siswa, pihak sekolah memanfaatkan whatssapp grup, telfon orangtua hingga melakukan home visit dengan menerapkan protokol kesehatan. [ina]

Rate this article!
Tags: