PT Petrokimia Gresik Kenalkan Teknologi Drone untuk Pupuk Granul

Gresik, Bhirawa.
Petrokimia berkomitmen mendukung digitalisasi pertanian dengan menggelar, “Petro AgriTalk Digital Farming. Ancaman atau Peluang untuk sektor pertanian di kebun percobaan (Buncob).

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan bahwa digital farming menjadi salah satu strategi intensifikasi pertanian. Yang sudah seharusnya diaplikasikan di era industri 4.0 ini, untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus pendapatan petani.

“Selama tiga tahun ini Indonesia memang tidak melakukan impor (beras, Red), tapi apabila kita tidak melakukan apa-apa sekarang, maka krisis pangan akan terjadi di negara kita. Untuk itu kita harus terus melakukan perbaikan dan inovasi yang berkelanjutan,” tandas Dwi Satriyo.

Salah satu teknologi digital farming yang diperkenalkan Petrokimia, dalam rangkaian acara petro agri talk adalah teknologi drone untuk pengaplikasian pupuk jenis granul. Drone yang didemonstrasikan di area Buncop Petrokimia, merupakan percontohan perdana untuk pupuk granul. Karena selama ini drone hanya digunakan untuk pupuk jenis cair, sedangkan pupuk yang diaplikasikan adalah produk andalan phonska plus formula 15-15-15.

“Drone yang kita terbangkan ini merupakan teknologi dari Thailand, dan mudah-mudahan bisa kita adaptasi karena sangat bermanfaat bagi pertanian Indonesia,” ujar Dwi Satriyo.

Pemanfaatan drone untuk pemupukan akan menghemat biaya produksi bagi petani, dimana salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja. Sedangkan drone cukup dioperasikan oleh satu orang dan mampu melakukan pemupukan antara 40-60 Ha/hari dengan hasil penyebaran pupuk yang lebih presisi.

Ke depan, teknologi ini diharapkan dapat melengkapi program Makmur yang selama ini dijalankan Petrokimia Gresik bersama Pupuk Indonesia untuk membangun ekosistem pertanian yang lebih baik. Yaitu mengolaborasikan lembaga perbankan, asuransi, offtaker, dan Petrokimia Gresik sebagai motor penggerak bertugas menyiapkan pupuk, pestisida, dan melakukan pengawalan budidaya pertanian.

Menurutnya, kehadiran teknologi dalam program makmur dapat meningkatkan pengetahuan teknis petani. Seperti dosis pupuk yang tepat melalui rekomendasi mobil uji tanah, pemilihan bibit unggul, atau agro input lain dengan cara yang lebih efisien. Begitu juga dengan sistem informasi mengenai cuaca atau kondisi pasar, akan membantu ketepatan petani dalam pengambilan keputusan.

Ditambahakan Dwi Satriyo, bahwa teknologi drone akan menyempurnakan peranan mobil uji tanah. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang diinisiasi pupuk indonesia (Persero) dengan MarkPlus, Inc. Melalui kerja sama ini, produk-produk pengembangan ke depan disinergikan dengan teknologi. Untuk meningkatkan efektivitas pemupukan, dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian. [Kim.gat]

Tags: