‘Samtaku’, Inovasi Pemkab Lamongan Atasi Masalah Sampah

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat pemaparan mengenai inovasi atasi masalah sampah dalam kompetisi Kovablik Provinsi Jatim. [alimun hakim/bhirawa]

Lamongan, Bhirawa
Sampah menjadi masalah yang pelik yang harus dihadapi semua daerah, tak terkecuali Kabupaten Lamongan. Untuk mengatasinya, Pemkab Lamongan membuat sebuah inovasi yang diberi nama ‘Samtaku’, kepanjangan dari Sampah Tanggung Jawabku.

“Untuk menghadapi permasalahan yang dimunculkan dari tingginya pencemaran lingkungan akibat timbunan sampah yang tidak terkelola dengan baik ini, Pemerintah Kabupaten Lamongan memunculkan inovasi ‘Samtaku’,” ujar Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, saat presentasi kompetisi Kovablik Provinsi Jatim Tahun 2021, Rabu (6/10).

Dalam penjelasanya, ‘Samtaku’ merupakan inovasi pengelolaan sampah pertama di Indonesia, yang mempunyai skema kemitraan dengan menggunakan teknologi berstandar internasional.

Inovasi pengelolaan sampah secara terintegrasi ini diharapkan dapat menjawab permasalahan sampah di Lamongan.”Samtaku ini adalah inovasi yang luar biasa. Inovasi ini dapat dijadikan model pengelolaan sampah masa depan.

Dari sisi manfaat ‘Samtaku’, sampah yang masuk pada TPA Tambakrigadung awalnya 50-60 ton/hari menjadi 6-10 ton/hari (hanya residu), penanganan sampah mencapai 77,5 persen (180,2 ton/hari) meningkat dari 45,5 persen (154,7 ton/hari).

Diikuti dengan pengurangan sampah dari 8,9 persen menjadi 22,5 persen, aksesibilitas ke lokasi pengelolaan sampah lebih dekat, nilai IKM pengelolaan juga naik dari 70,5 persen menjadi 82,05 persen, nilai ekonominya pun juga naik dan masih banyak manfaat lain.

Banyak manfaat yang dapat dirasakan masyarakat dari berdirinya Samtaku. Sampah yang mulanya tidak memiliki nilai guna saat ini sudah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Hasil yang diperoleh dari Samtaku berupa botol, papan, kaos, hingga pupuk kompos dengan produksi 100 ton/tahun yang sementara masih diberikan secara gratis kepada masyarakat.

“‘Samtaku’ ini juga dapat memberikan dampak ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung pada masyarakat, seperti pada pekerja pemilah sampah (secara langsung) maupun pengumpul sampah atau pemulung (secara tidak langsung),” ujarnya.

Bupati Yuhronur lebih jauh menjelaskan, rencana kedepannya tahun 2022 akan dibangun 2 lokasi Samtaku di Kecamatan Babat dan Kecamatan Solokuro. “Saya berencana tahun 2022 akan membangun Samtaku di Kecamatan Babat dan Solokuro untuk menampung sampah di wilayah sekitar pantai utara. Inovasi ini tidak boleh berhenti di sini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan Anang Taufik mengungkapkan jika Lamongan telah memiliki program LGC (Lamongan Green and Clean) yang dapat mensupport inovasi ‘Samtaku’.

Program LGC, hingga saat ini telah memiliki kurang lebih 1.000 bank sampah secara langsung terjun ke masyarakat tingkat RT-RW ini memberikan edukasi dan apresiasi melalui bank sampah. [aha/Yit]

Tags: