Usung Ikon Budaya Lokal, Beri Kesan Sepatu Unik dan Elegan

Hafidz menunjukkan desain sepatu yang mengusung konsep ikon budaya Banyuwangi.

Surabaya, Bhirawa
Terinspirasi dari ikon budaya Banyuwangi, mahasiwa S1 Desain Produk Universitas Dinamika (Undika) Hafidz Sirojul Munir membuat sepatu heels. Desain konsep tari gandrung dan motif batik gajah oling dengan perpaduan corak warna mustard dan merah krya sepatu ini diberi nama Gandrung Shoes.
Menurut Hafidz, diusungnya konsep tari gandrung pada sepatu tak lepas dari kisah filosofis dibalikanya. Di mana digambarkan sebagai perwujudan rasa kagum terhadap Dewi Sri, yakni dewi padi atau pembawa kesejahteraan saat panen tiba.
“Karena itu saya gunakan warna yang lebih elegan untuk pemakainya,” katanya, Selasa (5/9).
Sementara penggunaan motif batik gajah oling, ditambahkan Hafidz untuk mengedepankan estetika pemakai gandrung shoes. Apalagi batik tersebut menggambarkan jati diri masyarakat Banyuwangi yang dulu merupakan bekas Kerajaan Blambangan.
“Jadi sepatu ini bisa digunakan pada momen-momen pesta, semi formal maupun formal, yang cocok digunakan wanita pada usia 21 hingga 30 tahun,” katanya.
Proses pembuatannya kurang lebih satu bulan. Adapun pembaruan yang ditawarkan, kata Hafidz adalah model dan desain pada heels yang tidak bisa ditemukan di pasaran. Pada bagian heels terdapat grafir atau ukiran motif Batik Gajah Oling yang dapat menambah kesan etnic.
Ia berharap inovasinya bisa diminati banyak masyarakat luas, sehingga masyarakat lebih mengenal budaya Banyuwangi yakni tarian Gandrung yang jarang terekspos.
Pembimbing sekaligus Dosen Despro Undika, Muhammad Charis ST MDs menambahkan, ide pembuatan gandrung shoes sangat unik. Apalagi banyak kekayaan lokal seperti tarian, batik dan lainnya kurang banyak didesain untuk suatu produk.
Karya ini bisa menghidupkan budaya lokal yang berkelanjutan,” katanya.
Ia menyampaikan pada mata kuliah tertentu setiap mahasiswa akan diberikan tugas untuk membuat inovasi dengan prinsip menghidupkan budaya Indonesia. Dengan catatan yang mengikuti tren, kebutuhan dan selera masyarakat pada masa itu.
Charis akan terus berupaya mendorong Mahasiswa Despro Undika untuk lebih berani dan percaya diri dalam berkarya, karena setiap mahasiswa pasti memiliki kemampuan yang unik, menarik sesuai dengan karakteristiknya.
“Saya rasa membangun tekad dan kepercayaan diri pada mahasiswa sangat diperlukan, dan tentunya Undika akan selalu mendukung, salah satunya merekomendasikan mahasiswa mengikuti perlombaan baik di kancah nasional maupun internasional, karena kita mampu,” katanya. [ina]

Tags: