Satumi, Penemu Kuliner Berbahan Baku Lintah Laut

Ny Satumi saat mengolah makanan kot kokot (lintah laut) dengan campuran parutan kelapa dan mangga muda di kediamannya. [sawawi]

Menjaga Kesehatan Jantung dan Mencegah Penuaan Dini pada Wajah
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Di kawasan pesisir utara Situbondo, persisnya di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, ada makanan unik nan sehat bernama kot kokot atau lintah laut. Makanan sejenis urap-urap ini terbuat dari beberapa bahan baku diantaranya lintah laut, parutan kelapa dan mangga muda serta sedikit penyedap rasa. Makanan ini diyakini memiliki banyak manfaat seperti menyembuhkan penyakit kronis hingga membuat awet muda.
Siang itu, Satumi, wanita paro baya yang dikenal sebagai penemu makanan unik di Kota Santri ini sedang sibuk mengolah kot kokot. Tak hanya Satumi yang tampak sibuk, para kerabat dan tetangga dekatnya ikut serta membantu makanan kot kokot, sebelum di jajakan di teras rumahnya. Ada wanita lain yang sedang memarut kelapa dan kerabat dekat lainnya ikut membantu mencacah mangga mudah. “Anak dan keponakan saya kadang juga ikut membantu membuat kot kokot ini,” ujar Satumi.
Setelah menu makanan kot kokot dirasa lengkap, Satumi lalu menyiapkan penyedap rasa dan memasukkan aneka jenis bahan baku yang dipajang di tempat masing masing. Setelah ada pembeli, Satumi baru mengambil seutas daun pisang sebagai tempat masakan kot kokot. Disana dimasukkan satu persatu masakan yang tadi sudah dipersiapkan dimeja dagangan di teras rumahnya. “Satu porsi kot kokot ini saya jual Rp2000. Selain murah makanan kot kokot ini punya kasiat tambahan,” jelasnya.
Dari beberapa pelanggan, katanya, masakan kot kokot dapat menjaga kesehatan jantung, mencegah penyakit kanker dan mencegah penuaan dini pada wajah. Untuk mendapatkan suplai kot kokot dalam jumlah banyak, biasanya menurut Satumi dikala muncul bulan purnama atau disaat ombak pantai keadaan surut. “Ya lintah laut ini biasanya mulai bermunculan saat air laut mulai surut. Kami bersama nelayan biasanya mulai berburu ditepi pantai yang berlumpur,” tegasnya.
Salah satu nelayan setempat Purwoko, mengakui untuk bisa dikonsumsi menjadi makanan, biasanya kot kokot harus melalui pembersihan/pencucian secara berulang ulang. Ini penting, lanjutnya, agar kot kokot bersih dari tempelan lumpur atau pasir laut. Selanjutnya, aku Purwoko, kot kokot direbus selama setengah jam, lalu diberi parutan kelapa dan campuran rempah rempah serta daun jeruk. “Memang kot kokot ini sudah lama ada dan menjadi makanan alternatif para nelayan saat mencari ikan ditengah laut di Situbondo. Rasanya enak,” kupas Purwoko.
Pria yang selalu setia mengkonsumsi kot kokot itu menambahkan, selain harganya terjangkau, masakan kuliner khas nelayan Desa Kilensari itu banyak mengandung serat dan kenyal saat dikonsumsi. Selain baik untuk kesehatan jantung para nelayan yang sering mencari ikan ditengah laut, kot kokot dimata Purwoko bisa menambah vitalitas kalangan pria. “Ya bisa juga menjaga kesehatan jantung dan melawan penyakit. Terakhir kot kokot ini bisa juga untuk mencegah penuan dini atau keriput pada wajah,” terangnya.
Eeng Saleh, wanita asal Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo mengaku sering ketagihan atas hasiat makanan kot kokot tersebut. Bahkan, kata Eeng, kini ia tercatat sebagai salah satu pengedar masakan kot kokot temuan Satumi itu diberbagai kalangan pejabat Kecamatan dan mantan mitra terbaiknya. Eeng mengaku sangat senang karena selain bisa menambah kesibukan setelah pensiun dari PNS juga bisa menambah kesehatan diusia senja.
“Ya selain dapat membantu usaha teman (Satumi, red), kegiatan menjual masakan kot kokot ini bisa menyambung tali silaturrahmi dengan teman teman seperjuangan saat menjadi abdi negara dahulu,” kupas Eeng.
Perempuan berusia 60 tahun itu mengaku tidak pernah malu untuk membantu memasarkan masakan kotkokot karena didalam kuliner unik itu banyak menyimpan banyak manfaat bagi peningkatan kesehatan manusia. Selain itu, imbuh Eeng, kot kokot juga baik bagi peningkatan gizi yang dibutuhkan tubuh manusia. “Saya juga sering mengkonsumsi kot kokot ini karena jenis bahan masakannya sangat baik untuk memulihkan kondisi tubuh,” terang Eeng Saleh.
Sementara itu Camat Kendit, Kabupaten Situbondo, Timbul Surijanto menimpali, ia sudah beberapa kali mencicipi makanan kuliner bernama kot kokot buatan Satumi asal Desa Kilensari itu. Selain memiliki aroma yang enak, ungkap Timbul, kot kokot juga memiliki rasa yang cukup pas dilidah. Keberadaan masakan kot kokot ini, lanjutnya, harus didorong pemegang kebijakan pemerintah agar bisa terus tumbuh sebagai salah satu usaha UKM di Kota Santri Situbondo.
“Usaha masakan ini sebagai salah satu masakan khas di Desa Kilensari dan sekitarnya harus terus dibantu dan didorong agar semakin dikenal masyarakat. Nanti juga bisa menjadi daya tarik bagi kunjungan wisatawan,” pungkas mantan Kabid Perempuan pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (BPMP) Kabupaten Situbondo itu. [sawawi]

Tags: