Sejumlah Kampus di Kota Surabaya Gelar Baksos Donor Darah

Kegiatan donor darah di UC diikuti 200 peserta ini untuk memperingati hari Donor Darah Sedunia

Peringati Hari Donor Darah Sedunia
Surabaya, Bhirawa
Sejumlah perguruan tinggi di Kota Surabaya menggelar Bakti Sosial (Baksos) donor darah untuk memperingati Hari Donor Darah Sedunia, diantaranya, Universitas Ciputra. Sebanyak 200 pendonor mengikuti Baksos ini.
Menurut Humas UC, Erlita Tantri, Baksos ini dibuka untuk umum dan membuka kesempatan bukan hanya bagi civitas akademika UC, namun juga untuk masyarakat umum yang ada di sekitaran kampus yang ingin mendonorkan darahnya.
“Kami melaksanakan acara ini untuk memfasilitasi rekan-rekan dan masrayakat yang memang ingin menyumbangkan darahnya untuk kemanusiaan,” imbuhnya, Selasa (14/6).
Sementara itu, Dokter Fakultas Kedokteran UC sekaligus PIC kegiatan, dr Minarni, kegiatan UC berkerja sama dengan Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD Dr Soetomo Surabaya. Melalui Baksos ini pendonor akan mendapatkan banyak manfaat jika aktif mengikuti donor darah.
“Pendonor aktif akan dapat meminimalis resiko penyakit dan serangan jantung, memperlancar aliran darah, meminimalis resiko penyakit kanker dan stroke,” terangnya.
Tak hanya itu, tubuh juga lebih segar setelah melakukan donor darah. Tanpa disadari, pendonor juga telah menjadi pahlawan karena berkontribusi untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Rencananya kegiatan ini akan dilakukan secara rutin di Universitas Ciputra.
“Dengan melihat antusias civitas kademika dan juga masyarakat umum untuk mengikuti donor darah, kami akan memfasilitasi untuk kegiatan donor darah dikemudian periode. Harapan saya banyak yang bisa menjadi pendonor aktif sehingga banyak jiwa bisa tertolong,” jelasnya.
Sedangkan, Enza salah satu pendonor menceritakan, donor ini menjadi pengalaman pertama sebagai pendonor. ”Pengalaman pertama saya jadi pendonor. Setelah proses diambil darah, saya merasa mual, namun langsung diberikan berawatan oleh dokter yang bertugas. Saya diberikan makanan dan tiduran sebentar,” terang Enza.
Tak jauh berbeda, di Universitas Dinamika (Undika) Surabaya juga menggelar kegiatan serupa. Kegiatan kolaborasi Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela (UKM KSR) bersama Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya diikuti 66 masyarakat dari internal Civitas Akademika Undika maupun masyarakat sekitar.
“Sangat senang ya tentunya, karena setelah pandemi ini merupakan kegiatan donor darah pertama yang dilakukan secara offline di kampus,” Ketua Pelaksana Randy Septian.
Dijelaskan Randy, kegiatan ini merupakan proker donor darah kedua yang sudah ia dan tim lakukan bersama Unit Transfusi Darah PMI Kota Surabaya. Karenanya kedepannya UKM KSR bisa mengadakan seminar tentang donor darah agar para mahasiswa tidak perlu takut lagi untuk berpartisipasi. Bahkan untuk melawan stereotype menakutkan dari kegiatan donor darah, UKM KSR bersama Public Relations Undika pun juga melaunching stiker aplikasi WhatsApp dan juga GIF Instagram terkait donor darah dengan menampilkan mascot Dina dan Miko.
“Yang terpenting, teman-teman mengikuti syarat yang diberikan oleh PMI maka semua aman dan pasti sehat karena donor darah ini banyak sekali manfaatnya,” tegasnya.
Diterangkan Dr Vici Adysti bagi pendonor yang ingin mendonorkan darahnya haruslah dalam keadaan sehat, tidak boleh ada keluhan batuk, panas dan pilek walaupun hanya sedikit, harus tidur cukup dan berat badan minimal 48 Kg untuk bisa dikatakan aman.
Dr Vici Adysti juga menjelaskan, beberapa peserta yang gagal mendonorkan darahnya hari ini kebanyakan dikarenakan kurang tidur dan sedang dalam masa menstruasi.
“Jika perempuan, diusahakan harus H+3 setelah masa menstruasi selesai,” terang dokter berusia 30 tahun ini.
Dalam kesempatan ini ia pun berpesan agar masyarakat tidak perlu takut untuk mendonorkan darahnya. [ina.fen]

Tags: