Selama Pandemi, Kasus DBD di Bojonegoro Menurun

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bojonegoro, dr Wenny Diah Prajant.

Bojonegoro,Bhirawa
Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro menegaskan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bojonegoro tahun 2021 Mengalami penurunan kasus dibanding tahun 2020 lalu.

“Jika dibandingkan data yang masuk pada triwulan pertama tahun 2021 jumlah penderita DBD 12 orang. Hal itu mengalami penurunan, dibanding pada triwulan pertama tahun 2020 yang mencapai 60 kasus,” ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bojonegoro, dr Wenny Diah Prajant, kemarin (6/4).

Dokter Wenny menjelaskan pada triwulan tahun ini bulan Januari ada 2 kasus, Februari ada 4 kasus, Maret ada 6 kasus dan itupun tidak ada yang meninggal.

“Sedangkan, pada bulan Januari 2020 sebanyak 36 kasus dengan 1 kasus kematian, Bulan Februari sebanyak 16 kasus, tidak ada kasus kematian dan Bulan Maret 2020 sebanyak 8 kasus, tidak ada kasus kematian,” jelasnya.

Menurunya jumlah kasus DBD di Bojonegoro, juga mengalami penurunan pada tahun 2020 dibanding tahun 2019. Pada tahun 2020 hanya terdapat 78 kasus dan satu diantaranya meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2019, terdapat 416 kasus dengan 7 orang meninggal dunia.

Dirinya menjelaskan, ada dua kemungkinan penyebab turunnya angka DBD saat pandemi ini. Salah satunya, karena warga banyak yang berada di rumah lantaran kebijakan bekerja dari rumah dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sehingga lebih peduli dengan lingkungan.

“Selain itu, kemungkinan juga sebenarnya ada masyarakat yang terkenan DBD dan enggan pergi ke pelayan kesehatan, karena nanti ditakutkan malah Covid, sehingga lebih memilih dirumah. Padahal seharusnya pada akhir tahun sampai awal tahun tren DBD cukup tinggi,” terangnya.

Meski demikian, pihak Dinkes Bojonegoro sendiri, terus berupaya menekan kasus DBD. Salah satunya dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Yakni lewat gerakan menguras, menutup rapat tempat penampungan air, menyingkirkan/memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas, memberantas larva dan menghindari gigitan nyamuk (3M plus) melalui kegiatan satu rumah satu jumantik.

“Saya ingin titip, pertama jangan biarkan ada air tergenang. Karena ini tempat yang sangat bagus untuk bertelurnya nyamuk,” ujarnya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk segera merujuk atau membawa ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila ada anggota keluarga dengan gejala demam. Apalagi jika setelah 2 hari tidak turun panasnya, bahkan setelah minum obat penurun panas. [bas]

Tags: