Smamda Surabaya Gelar FISA Virtual Menghadirkan Beberapa Instansi, PT dan UMKM

Edukator Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Ibu Mahtisa Iswari SS, mengajak para siswa secara virtual melihat biorama yang ada di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. [trie diana]

Berikan Wawasan dan Pengalaman Baru pada Siswanya

Surabaya, Bhirawa
Sebagai bekal untuk memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan kepada para siswanya dari dunia usaha di luar sekolah. SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya menggelar Field Trip Study Activities (FISA) bertema Unite For Succses selama dua hari yakni Hari Jumat dan Hari Sabtu (21-22/5) lalu secara virtual, dengan menghadirkan beberapa instansi, Perguruan Tinggi (PT) dan UMKM.
Menurut Kepala Smamda Surabaya, Ustadz Astajab SPd MM, dalam FISA yang digelar untuk membekali ilmu pengetahuan dan wawasan bagi siswa kelas XI tahun 2021, menghadirkan Pusat Kajian Halal Institut Sepuluh November (ITS) Surabaya, Balai Pengkajian Tehnologi Pertanian (BPTP) Jatim, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Surababya, Prof Dr Ir Hj Elfi Anis Saati MP (Pengusaha Minuman Sari Mawar Organik) dan Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, serta Fakultas Bahasa Jepang Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
“FISA digelar bertujuan untuk memberikan pembelajaran di luar kelas bagi para siswa kelas XI dan diikuti 475 siswa. Diharapkan nantinya para siswa mempunyai pengalaman baru dan mempunyai pengetahuan baru yang berkaitan dengan dunia industri dan lembaga PT. Sehingga para siswa mampu untuk mengembangkan ilmunya yang didapatkan dari sekolah. Sebab selama ini para siswa memperoleh ilmu dalam kelas, maka setelah mengikuti FISA secara virtual dan memperoleh pengetahuan dan wawasan dari dunia luar. Maka setelah lulus SMA ilmu yang didapatkan dari dalam kelas bisa dikembangkan lagi dengan memadukan dari wawasan yang didapatkan saat mengikuti FISA,” jelas Ustadz Astajab.
Ustadz Astajab juga menjelaskan, dalam FISA yang digelar selama dua hari ini semua siswa, baik dari peminatan IPA, IPS dan Bahasa difasilitasi semuanya. Contohnya, menghadirkan Pusat Kajian Hala ITS dan BPTP Jatim yang cocok untuk para siswa peminatan IPA. Dihadirkannya UMKM Pemkot Surabaya dan dan Prof Dr Ir Hj Elfi Anis Saati MP sebagai pengusaha Minuman Sari Mawar Organik sangat pas untuk siswa peminatan IPS, sedangkan dihadirkannya Fakultas Bahasa Jepang Unesa dan Museum Benteng Vredeburg lebih cocok untuk siswa peminatan Bahasa.
Yang seru dari FISA yang digelar Hari Sabtu (22/5) kemarin, ketika para siswa diajak berkunjung secara virtual oleh Ustadz Maurish Ananta Tour sebagai moderator dari Smamda Surabaya. Dan di Museum Benteng Vredeburg para siswa diterima Pamong Budaya Ahli Madya Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Ibu Muri Kuriawati SIP MA selanjutnya sebanyak 475 siswa dan para wali kelas pendamping diantarkan Edukator Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Ibu Mahtisa Iswari SS untuk melihat museum, mulai dari Pendopo Museum Vredeburg hingga semua biorama dan koleksi yang ada didalam museum. Namun sebelum melihat lebih dalam para siswa diajak menonton film animasi pendek tentang tokoh Pak Pandu dan pengunjung museum yang dipandu operator I Komang Satria Dharma SS.
Ibu Tisa-sapaan akrab Mahtisa Iswari mengajak siswa melihat – lihat semua biorama yang ada di dalam museum. Ibu Tisa menjelaskan, dulunya Museum Benteng Vredeburg benteng dan markas tentara Belanda tetapi pada perjalanan sejarah mengalami perubahan fungsi menjadi museum kebanggaan warga masyarakat Yogyakarta.
“Di pintu gerbang museum ini memiliki arsitektur kolonial dan ditimur gerbang ada dua meriam yang sama persis. Dulu museum ini menjadi tempat penahanan pejabat Keraton Yogyakarta tetapi seiring perjalanan sejarah berubah fungsi menjadi museum,” kata Ibu Tisa.
Sementara itu, pada Biorama 2 diceritakan tentang sejarah berdirinya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1928 dan sejarah Hari Kebangkitan Nasional. Sebagai bentuk apresiasi Keraton Yogyakarta kepada Budi Utomo dipersilahkan menggelar Konggres I Budi Utomo untuk memilih ketua di Yogyakara dan digelar di gedung yang kini digunakan untuk sekolah SMAN 11 Yogyakarta.
Semua siswa yang mengikuti kunjungan virtual di Museum Benteng Vredeburk mengikuti dengan antusias. Sebab Bu Tisa sesekali memberikan pertanyaan kepada para siswa dan yang bisa menjawab pertanyaan diberikan suvenir yang akan dikirimkan ke sekolah. Diantara pertanyaan yang diajukan, apa julukan yang diberikan kepada RM Suryo Pranoto, bangsawan yang juga kakak kandung Ki Hajar Dewantoro ketika memimpin Buruh Pabrik Gula Madu Kisno untuk mogok masal menuntut kenaikan upah, hingga diikuti instansi lainnya menuntut hal yang sama.
“Apa Julukan yang diberikan kepada RM Suryo Pranoto?,” tanya Ibu Tisa.
“Panglima Tentara Buruh dan Raja Mogok,” kata Raffi, salah satu siswa peminatan IPA. [fen]

Tags: