Tekankan Sinergitas dalam Mitigasi Bencana

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto dan Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Suprapto menyerahkan bantuan bencana Hidrometeorologi untuk BPBD Kabupaten/Kota se Jatim di Lapangan Kodam V/Brawijaya, Senin (23/11). [Oky abdul sholeh]

Surabaya, Bhirawa
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya sinergitas dalam upaya mitigasi bencana. Itu disampaikan Gubernur pada Apel Siaga Darurat dan Gelar Peralatan Penanggulangan Bancana Hidrometeorologi Tahun 2020/2021 di Lapangan Kodam V/Brawijaya, Senin (23/11).
Pada apel yang bertemakan “Peran Serta Pemerintah, Masyarakat, Dunia Usaha, Akademisi dan Media (Pentahelix) untuk Respon Cepat Penanganan Bencana Hidrometeorologi”. Gubernur menyampaikan, secara geografi, demografi dan hidrometeorologi, Jatim memiliki kerentanan terhadap kemungkinan terjadi bencana alam, baik faktor alam maupun faktor manusia.
“Butuh kebersamaan untuk melakukan berbagai penanganan dalam upaya mitigasi bencana. Dan harus ada berbagai sinergitas dengan berbagai kolaborasi dan komitmen yang kuat di dalamnya,” jelas Gubernur Jatim.
Khofifah menjelaskan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selalu memberikan info analisis maupun prakiraan cuaca terkait adanya kenaikan permukaan air laut di Indonesia. Bahkan peningkatan permukaan air laut di Indonesia lebih tinggi dari permukaan air laut di Samudra Pasifik. Sehingga penguapan makin banyak menimbulkan awan-awan yang berpotensi terjadinya curah hujan intensitas tinggi.
Bahkan, sambung Khofifah, BMKG memberikan prediksi kemungkinan kenaikan curah hujan antara 20% hingga 40% pada Desember, Januari sampai Februari 2021. Pihaknya mengaku setiap terjadi bencana alam, maka risiko terhadap kemungkinan peningkatan kemiskinan makin tinggi. Bahkan terkait dampak sosial ekonomi Covid-19, sudah dilakukan recovery (pemulihan) bersama-sama.
Khofifah juga menekankan penanggulangan dan mitigasi bencana tidak hanya dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim saja. Namun upaya itu dapat didukung dengan peran serta masyarakat, dunia usaha, akademisi, media dan semua stakeholder terkait.
“Dengan sinergitas yang kuat, kekhawatiran akan dampak kemiskiman setiap bencana alam dapat ditangani dengan baik. Inilah yang harus kita mitigasi, harus kita kurangi kemungkinan-kemungkinan dampak dari bencana alam, sehingga penanganannya bisa dilakukan secara maksimal,” tegasnya.
Mantan Menteri Sosial ini menyebut Indonesia merupakan bangsa yang besar. Karena memiliki penduduk berjumlah kurang lebih 268 juta yang terdiri dari 714 suku bangsa. Serta memiliki keberagaman agama, suku dan bahasa. Sehingga persatuan dan kesatuan adalah kunci utama untuk bisa merajut dari seluruh keberagaman menjadi kekuatan yang besar.
“Pada apel pagi ini (kemarin), saya ingin menyerukan kepada seluruh elemen-elemen strategi Jatim. Bahwa persatuan harus kita jaga dari dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari dan seterusnya,” ungkapnya.
Pihaknya pun mengingatkan untuk semua elemen terkait agar tidak lengah terhadap apapun yang bisa mengganggu persatuan dan kesatuan di Provinsi Jatim. serta persatuan dan kesatuan di negeri ini.
“Harapan kita semua akan siaga darurat bencana Hidrometeorologi harus dilakukan penguatan. Ketika kita bersama-sama melakukan serangkaian antisipasi terhadap risiko bencana, maka kita bangun komitmen. Dan kita ingatkan kepada seluruh elemen strategi Jatim bahwa hari ini kita sedang menghadapi bencana alam yang harus diantisipasi dan mitigasi secara serius,” pungkasnya. [bed]

Tags: