Tingkatkan Nilai Tambah Komoditas Tambang, Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik

Salah satu kegiatan operasional BUMN Holding Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia atau Mind ID.

Komitmen Mind Id Jalankan Percepatan Program Hilirisasi

Jakarta, Bhirawa
Holding industri pertambangan, Mind Id mengemban tugas menjalankan program akselerasi hilirisasi, terutama dari komoditas pertambangan. Melalui program hilirisasi, Indonesia diharapkan akan bisa mendapatkan peningkatan nilai jual dari komoditas pertambangan.

Sekretaris perusahaan Mind Id, Heri Yusuf mengatakan bahwa holding pada saat ini tengah menjalankan mandat dari Pemerintah agar dapat menjadi perusahaan kelas dunia.

“Mind Id fokus menjalankan mandat Pemerintah agar bisa menjadi perusahaan kelas dunia melalui penguasaan cadangan minerba di Indonesia, pengembangan bisnis hilirisasi, dan kepemimpinan pasar,” jelas Heri di Jakarta, Sabtu (18/3).

Mind Id jelas Heri, juga mendukung program pemerintah yang mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dari hulu sampai hilir. Menurut dia, ekosistem kendaraan listrik tersebut pada akhirnya bakal memacu Indonesia ke dalam lini supply chain global.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan seluruh transportasi massal di Tanah Air ditargetkan berbasis listrik. Target itu juga sejalan dengan komitmen pada Perjanjian Paris 2015, di mana Indonesia sudah meratifikasi kesepakatan terkait perubahan iklim tersebut.

“Salah satu program Mind Id saat ini mengembangkan bisnis yang terintegrasi bauksit-aluminium dalam mendukung swasembada aluminium dalam mendukung terciptanya ekosistem Electric Vehicle. Selain itu komoditi nikel yang merupakan salah satu komponen penting untuk pembuatan baterai,” imbuh Heri.

Sehingga agar tercapai tujuan tersebut, Mind Id melakukan upaya corporate action berupa reorganisasi PT Inalum (Persero). Di mana Mind Id akan fokus menjadi strategic holding melalui RUPS yang akan diselenggarakan pada Selasa (21/3/2023) mendatang.

“Saat ini, seluruh Manajemen Mind Id berkomitmen menjalankan amanah dan rencana strategi perusahaan sesuai dengan penugasan dari Pemerintah untuk bisa membawa Indonesia ke panggung dunia melalui pengelolaan sumber daya alam yang terintegrasi dan berkelanjutan,” tegas Heri.

Lebih lanjut Heri menambahkan, Mind Id juga akan lebih fokus pada efisiensi dan meningkatkan nilai tambah antar anggota holding, pengelolaan manajemen risiko, pengawasan kegiatan operasional di dalamnya. Formasi ini diharapkan lebih mudah memberikan kontribusi dan manfaat yang lebih besar kepada seluruh pemangku kepentingan.

Terkait peluang dalam pengembangan kendaraan listrik, anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan optimis Mind Id mampu mempercepat penetrasi kendaraan listrik di Indonesia.

“Sekarang Mind Id sedang berusaha mendorong Indonesia menjadi produsen baterai EV dunia, ini bisa mempercepat penetrasi kendaraan listrik di negeri ini,” katanya di Jakarta, Sabtu (18/3).

Gus Falah menyatakan, saat ini Mind Id sedang menggerakkan anak-anak dan cucu usahanya untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik (EV).

Menurut dia, sebagai holding industri pertambangan Indonesia, Mind Id mampu memimpin proses hilirisasi pertambangan yang bermuara pada produksi baterai kendaraan listrik.

Gus Falah mengungkapkan, Mind Id terbukti telah menggerakkan kedua anak perusahaannya, yakni Antam dan Inalum untuk mendukung langkah Indonesia Battery Corporation (IBC) mengelola industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi.

Melalui IBC, Mind Id akan melakukan kegiatan pertambangan mineral logam, refinery, produksi prekursor, katoda, sel baterai, serta menyediakan komponen bagi proses manufacturing baterai kendaraan listrik.

“Untuk proyek pabrik baterainya IBC, saya dengar sedang dalam tahap studi kelayakan, ini harus kita dukung dan kawal,” katanya menegaskan. Menurut dia, hal itu menunjukkan Mind Id serius membangun industri baterai EV, yang juga pastinya mendukung ekosistem kendaraan listrik di negeri ini.

Tantangan Hilirisasi Mineral
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Rizal Kasli menilai hilirisasi komoditas nikel yang dikembangkan pemerintah di dalam negeri relatif berhasil. Oleh sebab itu, sudah waktunya hilirisasi menyasar ke komoditas mineral lainnya seperti timah, bauksit dan juga tembaga.

Menurutnya program hilirisasi nikel yang digencarkan pemerintah telah mempunyai progress yang cukup bagus. Dia mengharapkan hilirisasi mineral lainnya seperti timah, bauksit, dan tembaga dapat mengulang kesuksesan nikel.

“Kami harapkan komoditas lain seperti timah, bauksit, kemudian tembaga dan sebagainya ini bisa dilanjutkan program hilirisasi dengan melakukan benchmark komoditas nikel. Di nikel itu sekarang sudah cukup bagus artinya pemerintah sudah berhasil untuk melakukan larangan ekspor ore nikel,” ujar Rizal Kasli, Sabtu (18/3) .

Rizal mengharapkan agar program hilirisasi ke depan tidak hanya berhenti pada intermedia produk saja. Namun harus lebih ke produk turunan yang lebih hilir.

Artinya pemerintah harus menciptakan industri-industri lanjutan dari produk yang dihasilkan oleh sektor pertambangan menjadi produk akhir ataupun ke industri manufaktur.

“Kalau dari sisi Kementerian ESDM kami menilai bahwa hilirisasi yang dilakukan itu sudah berhasil dengan banyaknya dibangun industri-industri baik smelter maupun refinery sehingga kita bisa menghentikan ekspor,” ujarnya.

Optimalkan Hilirisasi Anggota Grup
Perusahaan Holding industri pertambangan Mind Id berkomitmen untuk mengoptimalkan kegiatan hilirisasi mineral anggota grup perseroan demi kemajuan Indonesia. Artinya, pengelolaan cadangan sumber daya strategis yang dilakukan perseroan sebesar-besarnya untuk membentuk peradaban yang lebih baik.

“Kami punya komitmen dalam menjalankan setiap aspek operasional pertambangan dengan selalu memperetimbangkan kesinambungan bisnis, yaitu mengeksplorasi sumber daya alam untuk peradaban, kemakmuran, dan masa depan yang lebih cerah,” ujar Direktur Utama Mind ID Hendi Prio Santoso di Jakarta.

Lebih lanjut menurut Hendi, menegaskan kegiatan hilirisasi saat ini menjadi tugas pokok yang wajib dikerjakan Mind ID sebagai induk industri pertambangan milik negara.

Selain mampu meningkatkan nilai perekonomian dan pendapatan dari berlipat gandanya nilai produk setengah jadi ataupun produk jadi, imbuhnya, hilirisasi dan teknologi terapan mampu meningkatkan nilai komponen pemanfaatan produk lokal serta produk-produk buatan dalam negeri.

Mind Id menjawab tantangan itu bersama dengan seluruh anggotanya, PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.

Lebih lanjut Hendi menuturkan masing-masing anggota itu tidak hanya menjalankan praktik pertambangan, tetapi juga mendorong percepatan hilirisasi.

Dikonfirmasi terpisah, anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisyam berharap proses hilirisasi yang dilakukan holding company Mind Id itu mempunyai program atau rencana bisnis yang lebih panjang. Apalagi ia mengatakan. Mind Id sebagai salah satu anak perusahaannya juga harus mempunyai program atau bisnis yang lebih panjang, yaitu sampai mobil listrik.

“Karena saya belum melihat kita, Indonesia punya hulu ke sana Saya kira mungkin Mind Id harus sudah ke sana programnya. Memang di awal, kita kerjasama dengan luar negeri dengan Cina, Tesla. Di Cina ada 30 mobil listrik. Tapi kenapa kita tidak mengarah ke sana juga,” ungkap Ridwan, melalui telepon geggam, Sabtu (18/3).

Hal tersebut, lanjutnya, disampaikan dalam rangka agar PT Inalum yang merupakan salah satu bagian dari Mind Id yang mempunyai program yang dibanggakan, dan merupakan salah satu usaha nasional atau BUMN yang bisa menghasilkan devisa cukup besar itu dapat terus berkembang. Serta tidak bernasib sama dengan industry Nusantara plywood di Jawa Timur yang saat itu cukup besar, namun terabaikan dan pada akhirnya tutup karena adanya proses hilirisasi.

“Hilirisasi sebenarnya bukan hanya ada saat ini. Kabinet dulu pun, tahun 1971 program hilirisasi sudah dimulai oleh Pak Harto dengan pelarangan ekspor kayu gelondongan hasil hutan kayu. Hilirisasi itu sebenarnya berhasil, dan kami di Jawa Timur juga menikmati hal itu dengan industry plywood. Sayangnya kemudian kondisi berbalik, industry plywood terabaikan dan akhirnya tutup. Saya tidak ingin Inalum bernasib sama dengan industry plywood itu. Oleh karena itu, Kami, Komisi VII DPR mendukung sekali program dari PT Inalum ini, agar terus berkembang dan maju,” ungkap Politisi Fraksi Partai Golkar ini. [why]

Tags: