TNI Rekrut Santri Jangan Timbul Anggapan Pengistimewaan

Diskusi 4 Pilar MPR RI bertajuk “TNI Rekrut Santri Untuk Memperkokoh NKRI”, Rabu (8/12).

Jakarta, Bhirawa.
Merekrut Santri masuk TNI (Tentara Nasional Indonesia) sebenarnya sudah dilakukan sejak dulu, namun tidak diumumkan secara terbuka. Karena terkait pembinaan mental, kerohanian dan sebagainya.

“Santri, pemahaman agama Islam nya pasti kuat. Pemahaman terhadap kitab Suci, pasti mendalam. Jadi semestinya, TNI rekrut Santri itu tidak diumumkan secara terbuka. Agar tidak memunculkan kesan, ada peng-istimewaan pada Santri,” ucap Dr Khairul Fahmi dari ISESS (Co-Founder Institute for Security and Strategis Studies), yang dalam Diskusi 4 Pilar MPR RI bertajuk “TNI Rekrut Santri Untuk Memperkokoh NKRI”, Rabu (8/12). Nara sumber, Wakl Ketua MPR RI Dr Jazilul Fawaid (PKB), anggota MPR RI Willy Aditya (Nasdem).

Dr Khairul Fahmi lebih jauh, ketika organisasi TNI sudah semakin kokoh, kuat, Santri tidak pernah tidak hadir di lingkungan TNI. Dari masa ke masa, Santri selalu ada dalamtubuh TNI. Mulai dari tamtama, perwira tinggi, banyak yang berlatar belakang Santri. Walaupun secara eksplisit tidak pernah diumumkan secara terbuka.

“Rekrutmen prajurit yang berlatar belakang pemahaman agama yang kuat, ya Santri, kalau Islam. Hal itu sudah lama dilakukan tanpa diumumkan secara terbuka. Karena terkait pembinaan mental, kerohanian Islam misalnya,” papar Dr Khairul.

Dia mengingatkan, merekrut prajurit dengan latar belakang keagamaan yang kuat (Santri), seharusnya dilakukan secara hati-hati. Karena TNI adalah perekat bangsa dan punya tanggung jawab menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga dalam memilih dan menyampaikan pernyataan, harus berhati-hati.
Agar tidak menimbulkn polemik dan kegaduhan

“Rekrutmen prajurit dengan pemahaman agama yang kuat, apapun agamanya, memang menjadi prasyarat dalam tes. Namun, walaupun tujuan rekrut Santri itu baik, tetapi bisa saja menjadi masalah. Karena bisa memunculkan kesan ada peng-istimewaan,” ucap Khairul. (ira).

Tags: