Unusa Ajarkan Masyarakat Kelola Air Bersih

Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiudin memberikan pelatihan pengelolaan air bersih kepada Pengurus Pondok Pesantren Adduriyah Nyantren Desa Bangkes, Kadur, Pamekasan.

Surabaya, Bhirawa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberi edukasi tentang pengelolaan air bersih kepada warga Pondok Pesantren (Ponpes) Addurriyah Nyantren, Desa Bangkes, Kadur, Pamekasan. Karena tempat ini memiliki kondisi air yang keruh hingga tidak layak minum.
Menurut Ketua Yayasan Khalid bin Walid, Kiai As’ad, Ponpes memiliki kondisi air yang sangat keruh sehingga tidak layak konsumsi. Di lain sisi kebutuhan air akan cukup tinggi bagi santri, baik untuk mandi, wudhu hingga masak. Kiai As’ad mengucapkan terima kasih jika ada dosen yang tergerak untuk melakukan penelitian dan menjadikan air layak digunakan.
“Sungguh kami kesusahan dalam memperoleh air bersih apalagi masuk musim kemarau, air sangat susah,” terangnya, Rabu (22/12).
Kiai As’ad menceritakan, Ponpes Addurriyah Nyantren sudah membuat lima titik sumur bor, namun hanya dua sumber air yang dapat digunakan. Dari dua sumber air itu satu sumber kondisi airnya keruh serta berdebu dan mengandung kapur.
Untuk bisa memperoleh air bersih, pihak pondok harus mengebor wilayah tersebut hingga kedalam 100 meter baru bisa digunakan. Itu pun hanya beberapa jam saja, setelah itu pihaknya menunggu untuk bisa menggunakan air tanah itu.
Kiai As’ad juga menjelaskan, jika lampu mati membuat pondok kekurangan air sehingga air untuk wudlu menggunakan air bekas cuci kaki. ”Kondisi ini sangat memperhatinkan jadi kami dan masyarakat sengat membutuhkan air yang layak konsumsi,” tuturnya.
Mendengarkan langsung keluhan dan kondisi air yang ada di wilayah pondok pesantren itu, Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin SSi MPhil PhD merasa prihatin. Sudah jelas jika kondisi air yang ada di wilayah ini tak layak, karena keruh serta ada bintik putih yang jika lama akan licin, sehingga tidak layak untuk konsumsi karena air sudah tercemar.
“Keperihatinan itu akan ditindaklanjuti dengan mengajarkan masyarakat setempat untuk mengelolah air yang keruh menjadi air layak minum. Hasil penelitian ini akan diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Pamekasan sebagai tindakan lanjut. Saya berharap adanya triple helix yang tepat antara Universitas, Mitra, dan Pemerintah. Dengan begitu masalah air bersih ini akan teratasi dengan kerjasama yang baik antara ketiga unsur itu,” ucapnya. [ina]

Tags: