Usai Dilantik, Ketum PBFI Jatim Targetkan Tiga Emas PON 2024

Ketua PP PBFI Irwan Alwi (kiri) melantik Ketua Pengprov PBFI Jatim, Raja Siahaan di Novotel Samator Surabaya, Senin (5/9). [wawan triyanto]

Surabaya, Bhirawa
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Perkumpulan Binaraga Fitness Indonesia (PBFI), Irwan Alwi, melantik Pengurus Provinsi (Pengprov) Jatim masa bakti 2022-2026 yang dinakodai Raja Siahaan, Senin (5/9) di Novotel Samator Surabaya. Usai dilantik Raja Siahaan langsung berani menargetkan tiga di PON XXI/2024 Aceh-Sumut.
Pada PON XX Papua 2021, Cabor binaraga hanya meraih dua medali perunggu bagi Kontingen Jatim, padahal saat targetnya adalah dua medali emas. ”Saat berlaga di PON Papua kami mentargetkan dua emas namun dapat dua perunggu, maka untuk PON 2024 kami mentargetkan tiga medali emas,” kata Raja Siahaan saat memberikan sambutan dihadapan udangan.
Agar bisa merealisasikan target, Pengprof PBFI Jatim akan terus melakukan pembinaan di daerah dan menggelar kejuaraan. Bahkan pada 11 Desember 2022, Jatim akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional Mr Physique Indonesia dan diikuti oleh atlet dari seluruh Indonesia.
“Jadi kami meminta agar PP PBFI mengadakan Mr Physique di Jatim. Di Mr Physique Indonesia ajang menjadi ajang untuk menseleksi para atlet yang tidak masuk pantauan. Dari event ini bisa mencari atlet – atlet dari Jatim,” tambahnya.
Saat disinggung tentang strategi merealisasikan target tiga emas di PON, Raja Siahaan enggan untuk memaparkan atlet yang ditarget untuk meraih medali emas bagi Kontingen Jatim. ”Nanti kita akan beritahukan lebih lanjut,” katanya.
Sementara itu, Ketua PP PBFI Irwan Alwi mengucapkan selamat atas terbentuknya Kepengurusan PBFI yang pertama di Jatim pasca pisah dari PABBSI (Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, Binaraga Seluruh Indonesia). Dengan terbentuknya pengurus nantinya mampu menjalankan roda organisasi dan PBFI Jatim dapat mencetak para atlet berprestasi tingkat nasional bahkan dunia.
Irwan Alwi menjelaskan, Jatim dinilai sebagai barometer pembinaan atlet binaraga yang sudah mendunia seperti Syafrizaldi dan Komara.
“Jatim merupakan komunitas terbesar. Kami berharap Ketua PBFI Jatim untuk membuat konsep terhadap pengawasan pembinaan agar bisa berprestasi, serta menekan stigma penggunaan dopping dalam Cabor ini,” ungkap Irwan.
Kendala yang ada di binaraga adalah penggunaan berbagai suplemen yang mengandung bahan terlarang, sehingga atlet sering rawan terkena kasus doping. ”Maka kami berharap PBFI Jatim bersama seluruh Pengcab bersama – sama mengawasi, bersama – sama memperketat pembinaan ini agar stigma itu bisa kita minimalisir,” tandasnya. [wwn.fen]

Tags: