Hasil Tangkapan Nelayan Probolinggo Turun 50 %

Perahu nelayan Tongas yang mendapatkan dari dana hibah.

Perahu nelayan Tongas yang mendapatkan dari dana hibah.

Probolinggo, Bhirawa
Hasil tangkapan nelayan di Kota dan Kabupaten Probolinggo,  beberapa bulan terakhir menurun sekitar 50 persen karena adanya cuaca ekstrim. Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Probolinggo akan memberikan dana hibah sebesar Rp 2,65 milyar untuk tahun ini. Dana yang berasal dari APBD 2016 tersebut akan digunakan untuk meningkatkan produksi di Kabupaten Probolinggo.
Kepala Diskanla Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi, Selasa (26/1) mengatakan dana tersebut akan dialokasikan untuk bantuan peningkatan infrastruktur nelayan. Infrastruktur tersebut meliputi sarana tangkap, budidaya dan pengolahan.
“Sarana tangkap meliputi jaring dan dan mesin. Sedangkan sarana budidaya meliputi benih, pakan dan obat-obatan serta perbaikan kontruksi tambak dan kolam percontohan. Sementara, sarana pengolahan berupa peralatan pengolahan. Tujuannya, agar hasil yang diperoleh oleh nelayan dapat meningkat,” katanya.
Menurut Dedy, ada 56 kelompok nelayan yang akan mendapatkan bantuan hibah. Yakni 24 kelompok mendapatkan hibah sarana budidaya. 12 kelompok mendapatkan bantuan sarana tangkap. Serta, 20 kelompok mendapatkan bantuan sarana pengolahan.
Selain mendapatkan hibah berupa sarana tangkap, budidaya dan sarana pengolahan, nelayan juga akan mendapatkan bantuan pelatihan dari Diskanla. Bantuan pelatihan meliputi pelatihan budidaya, pelatihan pengolahan dan pelatihan manajemen.
Untuk tahun ini, ada 510 nelayan yang akan mendapatkan pelatihan. Yakni, 140 nelayan mendapatkan pelatihan budidaya. Lalu 235 nelayan mendapatkan pelatihan pengolahan. Serta 135 nelayan mendaptkan pelatihan manajemen. “Kalau SDM nelayannya bagus, maka akan berdampak pada peningkatan produksi mereka,” tandasnya.
Karena itu, pihaknya mengimbau kepada para nelayan untuk waspada dengan adanya angin gending dengan mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) kepada nelayan yang kapalnya akan melaut. “Apalagi sifat angin gending ini adalah panas dan kering sehingga dapat merusak kapal nelayan maupun tanaman warga di daerah pesisir,” kata Syahbandar PPP Mayangan, Nonor Wijayanto, Selasa (26/1).
Ia mengatakan setiap hari Jumat malam atau Sabtu, para nelayan meminta SPB guna mencari ikan, meskipun ikan di laut berkurang akibat perubahan cuaca tersebut, namun dari data yang dimilikinya hembusan angin gending tersebut tidak sampai mengurangi jumlah kapal yang akan berlayar.
“Ada sekitar 50 nelayan yang datang untuk meminta izin SPB agar dimudahkan dalam berlayar, namun sejauh ini kami masih belum mendapatkan informasi status awas dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),” paparnya.
Di sisi lain, nelayan asal Desa /Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo mengatakan gelombang besar yang terjadi sudah seminggu yang lalu mengakibatkan dirinya berserta nelayan lain memilih menyandarkan kapalnya di bibir pantai karena dengan cuaca yang tidak bersahabat tersebut ia tidak memungkinkan untuk beraktivitas seperti hari biasa.
“Angin Gending mengakibatkan ikan-ikan menjauh dari perairan Probolinggo dan terpaksa harus melaut ke luar daerah hingga ke perairan Madura dan Bali. Penurunan hasil tangkap sekitar 50 persen karena apabila sekali berlayar biasanya kami mendapatkan satu ton ikan, namun sejak sekitar sepekan ini hanya mendapat tiga hingga empat kuintal,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan agar hasil tangkapannya bisa menutupi biaya melaut, karena selama angin gending melanda nelayan sering merugi akibat hasil tangkapan mereka tidak sebanding.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Nelayan Putra, Samudra Hambali, mengatakan sejak bulan Mei lalu angin gending yang dibarengi dengan hujan lebat mulai berhembus khususnya di wilayah Pajarakan dan Tongas dan umumnya di pantura Probolinggo diprediksi akan berhembus hingga bulan Maret. [wap]

Tags: