Adab dan Etika Publik

Oleh :
M Firdaus Rahmatullah
Katib yang berkhidmah di SMKN Mojoagung Jombang sebagai Guru Bahasa Indonesia.

Beberapa hari ini kita mendengar dan diperdengarkan dengan kata “etik”, “etika”, dan “adab”. Hal tersebut tidak terlepas dari menghangatnya ruang publik dan sosial dengan musim pemilu yang telah dimulai tahun lalu. Kemudian mencapai puncaknya ketika dilaksanakannya debat capres dan cawapres beberapa episode yang ditayangkan hampir di seluruh stasiun televisi dan video streaming.

Etika yang merupakan aturan tak tertulis, sebenarnya dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikatakan oleh Potter Stewart (1958?1981), etika adalah sesuatu yang seharusnya bisa Anda lakukan, bukan hanya karena Anda berhak melakukannya. Dengan demikian, etika menentukan bagaimana seseorang bersikap.

Namun, dalam konteks kenyataan sosial saat ini, terdapat ketidaksesuaian antara etika dan perilaku, terutama terhadap sebagian pejabat dan abdi negara. Saat sebagian besar masyarakat menghadapi kesulitan ekonomi, dengan harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik, anak-anak yang kekurangan gizi dan nutrisi, orang dewasa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, dan ibu-ibu yang berjuang di dapur, pameran kemewahan dari sebagian abdi dan pejabat negara sungguh tidak mencerminkan sikap yang beradab. Termasuk keluarga mereka.

Pertanyaan mendasar pun muncul: Apakah mereka tidak menyadari bahwa gaji dan tunjangan yang mereka nikmati bersama keluarga adalah hasil dari pajak rakyat yang dikumpulkan secara periodik? Haruskah tidak diingatkan bahwa tujuan dari pemungutan pajak adalah untuk kemaslahatan rakyat, bukan untuk memperkaya diri sendiri dan keluarga?

Di saat masyarakat menghadapi kesulitan memenuhi hajat hidup diri dan keluarga, sikap dan perilaku para abdi dan pejabat negara seharusnya menjadi contoh dalam menjalankan etika kepemimpinan dan tanggung jawab sosial dan moral. Dengan menunjukkan kesadaran terhadap penderitaan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di lapisan paling bawah, adalah bentuk nyata dari etika yang tercermin dalam tindakan. Berempati akan situasi masyarakat yang demikian tentu menimbulkan kepedulian dan kesetiakawanan yang amat diperlukan ketika dalam beberapa waktu belakang sikak tersebut hampir hilang di tengah-tengah kita.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan etika ini, perlu adanya pendekatan pendidikan adab yang mendalam, mulai dari keluarga, sekolah, hingga lingkungan dan pergaulan. Pendidikan adab tidak hanya sebagai tempelan belaka dalam dunia pendidikan. Pendidikan adab mesti terstruktur, melembaga, dihayati oleh setiap individu dan terefleksikan dalam kehidupan masyarakat keseharian. Dalam konteks ini, pendidikan adab tidak boleh dianggap sebelah mata. Melalui proses pembelajaran adab, individu dapat memahami arti sebenarnya dari tanggung jawab moral dan etika yang melekat pada kehidupan sehari-hari. Khususnya, para abdi dan pejabat negara memiliki beban tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat. Oleh karena itu, tuntutan etika harus dipegang teguh sebagai panduan dalam menjalankan tugas dan kewajiban mereka.

Adab menjadi kunci utama dalam membentuk karakter yang tidak hanya baik pada tingkat individu, tetapi juga bermanfaat bagi keberlangsungan dan kemajuan bersama. Oleh karena itu, pendidikan adab tidak boleh diabaikan, dan tuntutan etika harus selalu dipegang teguh, terutama oleh mereka yang memiliki peran sebagai abdi dan pejabat negara. Dengan mengutamakan adab dan etika, bukan hanya pada tingkat personal, tetapi juga dalam lingkup pelayanan publik, mereka dapat membentuk citra positif bagi pemerintahan dan memperkuat kepercayaan masyarakat. Kesadaran akan pentingnya adab sebagai kunci utama ini tidak hanya menciptakan individu yang berakhlak baik, tetapi juga membentuk dasar yang kokoh bagi perjalanan suatu bangsa menuju keberhasilan yang berkelanjutan.

Dalam rangka menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab, perlu adanya transformasi sikap dan perilaku para abdi dan pejabat negara agar selaras dengan nilai-nilai etika yang seharusnya menjadi landasan dalam kepemimpinan dan pelayanan kepada rakyat. Transformasi ini penting untuk menunjukkan kepada masyarakat agar muncul kepercayaan (trust) terhadap jalannya pemerintahan dan pelayanan publik sehingga integritas para abdi dan pejabat negara terbukti. Selain itu, timbul rasa keadilan bagi semua. Tidak berpihak atau mementingkan diri dan keluarga. Tiada yang pihak diuntungkan atau bahkan dirugikan dalam memperoleh fasilitas dan pelayanan publik.

Di lingkup dunia pendidikan, pendidikan adab memegang peran penting dalam membentuk karakter generasi muda, yang kelak akan menjadi pemimpin dan pemangku kebijakan di masa depan. Di sekolah, nilai-nilai etika harus diterapkan secara konsisten untuk menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berakhlak mulia. Sekolah merupakan salah satu unit sosial yang membentuk adab.

Contoh positif dapat diambil dari pendekatan pendidikan di beberapa sekolah yang menanamkan nilai-nilai adab dan etika dalam kurikulumnya. Misalnya, disiplin dan menghargai waktu dengan sebaik-baiknya, program pengembangan karakter yang berorientasi pada semangat keagamaan (religious spirit) dan kearifan lokal (local wisdom), proyek sosial bersama siswa, dan kegiatan ekstrakurikuler yang fokus pada pengembangan kepribadian dan sikap bertanggung jawab. Guru juga memiliki peran besar dalam menjadi teladan, dengan menunjukkan sikap adab dalam interaksi dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja. Peran besar tersebut tentu akan menjadi magnet yang luar biasa di lingkup sekolah dan masyarakat.

Di lingkup masyarakat, masyarakat yang beradab mencerminkan tingginya nilai etika dalam setiap interaksi dan aktivitas sehari-hari. Pergaulan di masyarakat harus didasarkan pada sikap saling menghormati dan peduli terhadap sesama. Contoh nyata adalah upaya kolaboratif antara kelompok-kelompok masyarakat, organisasi sosial, dan lembaga amal untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama di masa sulit seperti krisis ekonomi atau bencana alam.

Dalam konteks pelayanan publik, para pejabat dan pemimpin masyarakat harus menjadi contoh utama dalam menerapkan etika dalam pengambilan keputusan. Transparansi, akuntabilitas, dan pemberdayaan masyarakat menjadi prinsip yang harus dipegang teguh untuk menciptakan masyarakat yang adil dan beradab. Prinsip etikabilitas publik harus menjadi pedoman diri di tiap abdi dan pejabat negara.

Contoh positif dapat ditemukan dalam inisiatif pemerintah yang mengutamakan pelayanan kepada masyarakat, mendengarkan aspirasi rakyat, dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat yang memiliki kepedulian sosial, seperti relawan yang terlibat dalam kegiatan kemanusiaan, turut membentuk masyarakat yang adab. Dengan demikian, nilai-nilai yang mementingkan kepentingan masyarakat mesti dijunjung tinggi dan mengesampingkan kepentingan pribadi dan keluarga.

Pentingnya etika dan adab dalam pendidikan dan masyarakat adalah fondasi bagi terciptanya lingkungan yang berkelanjutan dan harmonis. Etika bukanlah sesuatu yang harus dipatuhi hanya pada level pribadi, tetapi juga harus tercermin dalam tindakan yang berdampak pada masyarakat luas. Kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang dan masyarakat pada umumnya memiliki landasan moral yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman melalui pengembangan karakter dan pemahaman akan nilai-nilai etika. Dengan etika, masyarakat tidak kehilangan arah.

———— *** ————-

Rate this article!
Adab dan Etika Publik,5 / 5 ( 1votes )
Tags: