Bantaran Sungai di Bondowoso Longsor, Bahayakan Keselamatan Warga

Kondisi bantaran sungai di Kampung Teplek Kelurahan Dabasah Kabupaten Bondowoso setelah tanah tergerus akibat longsor. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Bencana alam longsor yang terjadi di bantaran sungai Kampung Teplek Kelurahan Dabasah Kecamatan Bondowoso tepatnya di RT 29 RW 07 tejadi lagi, pada Senin (4/1) malam yang kini sangat membahayakan beberapa nyawa warga yang tempat tinggalnya persis di bibir sungai.

Tampak pada bagian belakang bangunan milik warga menggelantung dan salah satu tiang penyangganya ikut terbawa longsor.

Lurah Dabasah, Supriyanto membenarkan jika terjadi longsor telah terjadi longsor pada Senin malam kemarin. Kata dia, saat kejadian longsor itu tidak terjadi hujan deras.

“Iya terjadi longsor tadi malam,” kata Supriyanto saat dikonfirmasi, Selasa (5/1).

Kata Supriyanto, bahwa pada tahun 2018 lalu juga terjadi longsor di lokasi yang sama. Yang mana, akibat longsor itu mengakibatkan tiga rumah warganya terdampak.

“Di lokasi yang kerobohan pohon kemarin itu. Dulu yang terdampak juga tiga rumah itu. Sekarang sudah terjadi lagi kedua kalinya. Tidak ada korban jiwa,” akuinya.

Ia mengaku, jika saat ini pihak kelurahan masih melakukan pendataan dan melaporkan kejadian tersebut pada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Dinas Sosial setempat.

“Untuk longsor ini kita pikirkan lagi. Soalnya tahun 2018 pernah terjadi juga,” terangnya.

Supriyanto menjelaskan, pada saat longsor yang pertama, memang ada rekomendasi dari Polres dan Kodim agar tidak ditempati atau direlokasi. Akan tetapi, jika kemudian direlokasi maka warga yang tempat tinggalnya ada di lokasi tersebut, akan tinggal dimana.

“Kita juga berpikir masih. Kalau direlokasi mau nempati nang ndi (dimana?). Mudah-mudahan ada solusi, karena kalau sungai ini ranah provinsi. Ini yang agak repot,” terangnya.

Dia mengaku, sebelumnya sudah membuat penahan dengan menggunakan ban bekas mobil. Namun dikarenakan akan kedala dana akhirnya pembangunan itu diberhentikan.

“Karena memang tidak sampai ke atas, tetap saja longsor,” terang Supri sapaan akrabnya itu.

Akan kondisi itu, pihaknya akan bersurat ke Dinas Pengairan setempat. Diharapkan ada solusi. Misalnya untuk pembangunan plengsengan. Dijelaskannya, bahwa di lokasi itu memang rawan longsor, sebab waktu lalu lokasi tersebut menjadi tempat pembuangan sampah.

“Tanahnya gembur. Dari tiga rumah, dulu sebelah barat parah akibat longsor kemudian dibetulkan. Sekarang bolong lagi. Sementara dari tiga rumah itu sekitar ada 10 orang,” tandasnya. [san]

Tags: