Bimtek Guru Mengaji Al-Qur’an Isyarat se-Jatim

Puluhan penyandang disabilitas rungu wicara saat mengikuti pelatihan guru mengaji Al-Qur’an yang digelar Dinsos Jatim.

Diikuti Lansia hingga Muda, Siap Sebarkan Metode Al-Qur’an Isyarat

Pemprov Jatim, Bhirawa
Sebanyak 50 orang penyandang disabilitas sensorik rungu wicara (PDSRW) atau Teman Tuli, dari 38 kabupaten/kota se-Jatim terlihat serius mengikuti bimbingan teknis (bimtek) guru mengaji, metode Al-Qur’an isyarat. Seperti apa mengaji dengan metode Al-Qur’an isyarat ini?

Sejak pagi hingga sore hari, para peserta menyandang disabilitas rungu wicara terlihat sangat serius mengikuti pelatihan. Mereka nampak begitu menyimak materi demi materi yang diajarkan instruktur dari Rumah Qur’an Sahabat Tuli (RQST) Asy-Syukur. Kegiatan belajar Al-Qur’an dengan bahasa isyarat ini tidak hanya mengaji, namun, juga belajar salat dan menghafal surat pendek.

Salah satu peserta bimtek, Nur Hayati, menyatakan siap menyebarkan ilmu yang dia dapat kepada Teman Tuli di daerah tempat tinggalnya, Jember. Menurutnya, metode yang diajarkan RQST sangat menarik dan mudah dipahami.

“Saya akan mengajarkan ini kepada teman Tuli di Jember. Saya berharap keluarga juga harus bisa memberikan motivasi kepada Teman Tuli agar belajar mengaji dan salat,” ujar perempuan 58 tahun itu, menggunakan bahasa isyarat, saat ditemui disela pelatihan yang berlangsung di Aula Gedung A Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim, pada Sabtu (27/5) lalu ini.

Selain Nur yang tergolong peserta paling sepuh, ada pula Nia, peserta bimtek paling muda. Gadis berusia 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP itu telah belajar kepada Maskurun sejak kelas 6 SD. Mulai dari belajar bahasa isyarat, mengaji, hingga ilmu agama.

Kini dia telah lancar membaca Alquran menggunakan bahasa isyarat dan siap mengajarkan metode tersebut kepada teman PDSRW lainnya di daerah asalnya, Kota Kediri. “Saya punya Teman Tuli sekitar 10-20 orang,” katanya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinsos Jatim Dra Restu Novi Widiani MM yang diwakili Sekretaris Dinsos Jatim Yusmanu SST memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap para peserta yang datang dari 38 kabupaten/kota. Dia terharu dan tak bisa berkata-kata melihat semangat para peserta bimtek dalam belajar membaca Alquran menggunakan metode isyarat.

“Saya tidak menyangka gerakan yang kita mulai dari kecil, sekarang jadi sangat luar biasa. Ini akan membesar dan menyebar ke berbagai kabupaten/kota se-Jatim. Syiar agama Islam pun semakin besar ke daerah. Karena itu, jangan takut memulai dari yang kecil,” katanya.

Dinsos Jatim memang terlibat aktif dalam menyebarkan metode membaca Alquran isyarat. Pada 7 November 2022 lalu, Dinsos Jatim bersama Gerkatin Jatim yang diketuai Maskurun telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk bekerja sama dalam kegiatan Tuli Mengaji.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua tempat dengan melibatkan tim RQST yang didirikan Maskurun sebagai instruktur. Pertama, di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Rungu Wicara (RSBRW) Pasuruan Dinsos Jatim yang diikuti penerima manfaat PDSRW yang tinggal di UPT. Kedua, dilaksanakan di Masjid Al-Ikhwan Dinsos Jatim yang diikuti PDSRW di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

“Saya titip, ilmu yang diperoleh dalam bimtek ini tolong kembangkan di daerah. Jangan pernah berhenti di teman-teman semua. Sebarkan terus. Semoga jadi berkah yang luar biasa bagi kita,” pinta Yusmanu.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa Dinsos Jatim adalah rumah bagi semua penyandang disabilitas. Oleh karena itu, dia meminta agar para peserta yang juga PDSRW tidak takut datang ke Dinsos Jatim. “Nikmati di Dinsos. Ini rumah Bapak-Ibu semua,” imbuhnya.

Senada, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama (Kemenag) RI, H. Abdul Aziz Sidqi MAg yang hadir untuk membuka acara juga mengaku bahagia hingga tak bisa berkata-kata melihat antusiasme para peserta bimtek. Secara khusus, dia juga mengucapkan terima kasih kepada Dinsos Jatim yang telah memfasilitasi kegiatan ini.

Aziz menjelaskan, layanan kepada PSDRW telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Pada tahun 2021 LPMQ menjalin komunikasi dengan berbagai komunitas PSDRW serta sejumlah pihak terkait. Selanjutnya, pada tahun 2022 LPMQ mulai menyusun panduan membaca Al-Qur’an isyarat dan di tahun yang sama, mushaf Al-Quran juz 30 menggunakan bahasa isyarat telah selesai dicetak.

“Mulai awal tahun ini di aplikasi Quran Kemenag sudah ada bahasa isyarat 30 juz. Yang cetak sedang kami proses. Mudah-mudahan tahun depan selesai. Yang cetak kemungkinan mushaf isyarat pertama di dunia. Bu Yuyun (sapaan akrab Maskurun, red) termasuk salah satu tim yang kami undang untuk menyusun mushaf Al-Quran isyarat, berbarengan dengan Teman Tuli dari berbagai wilayah di Indonesia,” paparnya.

Menanggapi masukan dari berbagai pihak, LPMQ menyusun panduan singkat melaksanakan salat bagi Teman Tuli yang telah diunggah di akun YouTube LPMQ. Selain itu, saat ini pihaknya sedang menyusun kamus isyarat keislaman dan kosakata dalam Al-Quran.

“Kami berharap semoga kegiatan ini bisa berjalan istiqomah. Setelah Teman Tuli bisa baca Alquran dan paham, bisa menyebarkan kepada Teman Tuli di daerah masing-masing sehingga ilmu yang didapat akan bermanfaat,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Gerkatin Jatim sekaligus pendiri RQST Asy-Syukur, Yuyun menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada LPMQ Kemenag RI yang telah memberinya kesempatan untuk belajar Alquran metode isyarat, serta kepada Dinsos Jatim yang sejak awal telah memfasilitasi kegiatan RQST dan Gerkatin Jatim, termasuk bimtek kali ini.

“Saya senang sekali. Ini baru pertama kalinya ada bimtek seperti ini selama jabatan saya 10 tahun sebagai Ketua Gerkatin Jatim. Dengan bimtek, perwakilan seluruh Jatim bisa langsung belajar. Insya Allah nanti ada bimtek lanjutan, mungkin sebulan sekali, karena berat apabila dalam sehari belajar semuanya. Bila ada perwakilan yang ingin belajar lebih lanjut, bisa datang ke Surabaya,” tuturnya.

Perempuan asal Kediri ini berharap para peserta bimtek dapat menyebarkan Alquran isyarat kepada anggota di wilayah masing-masing. “Saya berharap Teman Tuli semuanya bisa mendalami Alquran sebagai bekal hidup ke surga. Belajar Alquran tidak harus pakai oral, tetapi juga bisa bahasa isyarat. Karena kalau Teman Tuli mengaji pakai oral, tidak bisa sempurna. Saya yakin Allah pasti akan melihat,” pungkasnya. [Rachmat Caesar]

Tags: