Dandan Omah, Program Padat Karya ala Wali Kota Surabaya

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat mendatangi rumah Anah Janah salah seorang penerima program ‘Dandan Omah’.

Menyasar 800 Rumah, Perputaran Ekonomi Kerakyatan Capai Rp28 Miliar
Kota Surabaya, Bhirawa
Wali Kota Surabaya baru saja meluncurkan program ‘Dandan Omah’ beberapa waktu lalu. Kegiatan ini merupakan bagian dari program padat karya rumah tidak layak huni (Rutilahu) 2022.
Anah Janah tak mengira dirinya akan mendapat perhatian langsung dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Perempuan 60 tahun ini merupakan salah satu warga penerima manfaat ‘Dandan Omah’ program Rutilahu 2022. Dia pun bersyukur rumahnya mulai diperbaiki.
“Saya berterima kasih kepada Pak Wali Kota Eri Cahyadi. Alhamdulillah saya dikasih rezeki sama Allah melalui Pak Eri. Semoga Pak Eri dikasih seger waras sehat, panjang umur, barokah lancar semuanya,” kata Anah sembari meneteskan air mata.
Bahkan, ibu rumah tangga yang tinggal di Jalan Kedung Rukem IV/32B, Kelurahan Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari itu tak menyangka, Wali Kota Eri datang langsung ke rumahnya. Dia mengaku, sebenarnya rumahnya ini sudah diusulkan program Rutilahu tiga tahun lalu kepada Pemkot Surabaya.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai diperbaiki. Untuk sementara saya akan tinggal di belakang, di rumahnya adik. Semoga atas (atap) tidak kebocoran lagi. Terima kasih Pemkot Surabaya, Pak Wali Kota,” pungkas dia.
Sementara itu, peluncuran program ini sebelumnya sudah dilakukan di depan Kantor Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari yang diikuti secara virtual perangkat daerah (PD), camat, dan lurah se-Surabaya, Kamis (31/3) lalu.
Wali Kota Eri mengatakan, pada 2022 program padat karya rutilahu menyasar 800 rumah dengan prioritas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Jumlah sasaran tersebut lokasinya tersebar di 154 kelurahan Surabaya.
“Insya Allah tahun ini ada 800 titik rumah. Tapi sebenarnya data (usulan) dari kecamatan dan kelurahan ada 3.400 rumah. Jadi Insya Allah tahun depan sisanya akan kita selesaikan semuanya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi saat meninjau rumah warga penerima Program Rutilahu di kawasan Jl Kedung Rukem IV Surabaya.
Bagi dia, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Surabaya 2022 yang mencapai Rp10,3 triliun tidak akan ada artinya jika tak bermanfaat untuk kesejahteraan warga. Karena itu, daripada membangun sesuatu yang monumental, Wali Kota Eri Cahyadi lebih memanfaatkan anggaran sebesar itu untuk kesejahteraan warga.
“Dibanding bangun bangunan monumental yang dilihat besar tapi tidak ada manfaatnya, lebih baik kita membangun membantu masyarakat yang rumahnya (tidak layak) seperti ini,” tegas dia.
Oleh sebab itu, Wali Kota Eri Cahyadi memastikan, pada tahun 2022, ia lebih memprioritaskan kebijakan-kebijakan untuk perbaikan pembangunan sumber daya manusia dan kepentingan masyarakat. Menurutnya, Surabaya akan menjadi kota hebat, jika masyarakatnya sudah sejahtera.
“Percuma Surabaya ini menjadi Kota Metropolitan kalau masih ada rumah (tidak layak) yang belum tersentuh. Makanya kita dandani (perbaiki) bareng-bareng (bersama),” ujar dia.
Tak lupa, Wali Kota Eri Cahyadi juga mengingatkan kepada camat dan lurah agar ke depan jangan sampai ada warga yang rumahnya tidak layak namun belum dilaporkan. Di sisi lain, dia juga meminta kepada PD terkait di lingkup pemkot agar menyelesaikan sisa 2.600 dari total 3.400 usulan Rutilahu pada tahun mendatang.
“Karena buat saya itu jauh lebih penting dan jauh lebih berharga, dari pada saya membangun sesuatu yang tidak ada manfaatnya buat umat warga Surabaya,” jelas dia.
Program Rutilahu di Kota Surabaya ini bisa dibilang berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Sebab, program padat karya ini melibatkan Kelompok Teknis Perbaikan Rumah (KTPR) atau pekerja yang berasal dari warga sekitar.
Setiap satu unit rumah yang dibedah itu melibatkan empat orang warga dengan estimasi pekerjaan selama 20 hari. Selain itu, kebutuhan bahan bangunan untuk setiap satu unit rumah juga diprioritaskan berbelanja di toko galangan sekitar.
Sedangkan untuk anggaran tiap unit rumah, pemkot menganggarkan sebesar Rp 35 juta. Nah, jika ditotal dari 800 titik sasaran di 154 kelurahan, maka program Rutilahu pada tahun 2022 menyerap sebanyak 3.200 tenaga kerja warga Surabaya. Dengan demikian, maka perputaran ekonomi kerakyatan dalam program ini di tahun 2022 mencapai Rp28 miliar.
“Surabaya ini adalah ekonomi kerakyatan. Maka uang itu harus dari Surabaya, berputar di Surabaya dan untuk orang Surabaya. Berarti kalau kayak begini yang bangun (kerjakan) siapa? Ya warga Surabaya. Termasuk pekerjaan paving nanti yang sudah saya siapkan,” ungkapnya. [Zainal Ibad]

Tags: