Gerakan Satu Juta Lubang Biopori hingga Warna-warni Kampung Kelir

Dijelaskannya air di masa mendatang menjadi kebutuhan pokok manusia. Padahal sumber mata air berkurang sedangkan manusia terus bertambah. Salah satu solusinya adalah dengan membuat lubang resapan biopori ini.
“Berdasarkan info yang saya dapat, 10 lubang resapan biopori sama dengan satu sumur resapan. Satu sumur resapan setara satu pohon. Makanya program ini manfaatnya sangat besar. Bisa mencegah banjir, sebagai tabung air, sampah organiknya bisa dimanfaatkan menjadi kompos dan tentu saat hujan tidak terjadi genangan,” paparnya.
Sebagai langkah awal gerakan satu juta lubang resapan biopori ini, Gus Ipul bersama pengurus dan anggota Kwarda Gerakan Pramuka Jatim membuat lubang resapan biopori di sekitar lingkungan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Sebanyak 45 lubang dilakuan secara serentak di daerah yang mudah tergenang air saat hujan deras.
“Untuk menyukseskan program ini, kita membutuhkan 100 ribu alat. Satu alat cukup mahal yakni Rp 150 ribu. Tapi kalau kita beli banyak, mungkin harga bisa lebih murah. Makanya kita ingin menggandeng stakeholder untuk ikut menyukseskan program yang sangat bermanfaat untuk lingkungan ini,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait program Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka, Gus Ipul menjelaskan program serupa telah dilaksanakan di Desa Kroman Kecamatan Kota Kabupaten Gresik. “Tagline dari program ini adalah warna-warni itu indah, menuju kampung bersih, aman dan sehat,” tuturnya.
Peserta yang ikut program ini adalah mereka yang berasal dari golongan penegak pandeka yang berusia antara 16-25 tahun. Bentuk kegiatan adalah pengecatan dinding luar rumah, pemberian sosialisasi pola hidup bersih dan sehat, serta penataan lingkungan. Sekitar 100 rumah di setiap zona akan diberikan pengecatan gratis.

Tags: