Gunakan Algoritma ANN, Kembangkan Program Prediksi Cuaca

Fikri nenunjukkan info grafis sistem prediksi cuaca yang dibuat dengan menggunakan algoritna ANN.

Surabaya, Bhirawa
Sistem peringatan dini menjadi bagian penting dari mekanisme kesiapsiagaan dan tanggap darurat masyarakat. Lebih lagi, Indonesia tak luput dari bencana alam. Karenanya, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Ahmad Atsnal Fikri mengembangkan program prediksi cuaca menggunakan algoritma ANN.

Penelitian ini ia tuangkan melalui tugas akhirnya berjudul ‘Model Prediksi Cuaca dengan Analisis Time Series Menggunakan Algoritma Artificial Neural Network (ANN).

Mahasiswa yang akrab disapa Fikri ini mengaku dalam penyusunan tugas akhirnya banyak sekali mendapat dukungan dan arahan dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing – Supangat, M.Kom., P.hD., ITIL., COBIT., CLA. Karena cuaca yang berubah-ubah, penggunaan algorima ANN ini akan bermanfaat bagi masyarakat untuk melihat hasil prediksi cuaca.

“Tujuan utama saya mengambil tugas akhir ini agar masyarakat dapat melihat prediksi cuaca yang akan datang. Karena cuaca ini kan berubah-ubah, dengan adanya program ini masyarakat dapat bersiap menghadapi perubahan cuaca,” jelasnya, Jumat (23/2).

Program ini memiliki visualisasi seperti grafik dan tabel sehingga harapannya masyarakat mampu membaca data dengan mudah. Dalam program nantinya, sudah terdapat visual grafis dan tabel saat prediksi cuaca muncul. Sehingga masyarakat yang melihat data lebih mudah untuk membacanya.

Fikri juga menambahkan program yang saat ini dibuat sudah memiliki data perkiraan cuaca dari tiga wilayah, yakni; Sidoarjo, Gresik, dan Banyuwangi. Namun, masyarakat juga dapat menambahkan data wilayah yang ingin diprediksi asalkan data tersebut tersimpan di National Oceanic and Atsmospheric Administration (NOAA).

“Saat ini program yang saya buat hanya masih memiliki tiga sample data, yaitu Gresik, Sidoarjo dan Banyuwangi. Namun, masyarakat juga bisa memasukan data dari wilayah lain asal wilayah tersebut memiliki data di NOAA,” terang mahasiswa yang berhasil lulus dengan IPK 3,66 tersebut.

Saat ini program yang dibuat masih menggunakan sistem website lokal atau localhost sehingga belum dapat diakses jika menggunakan device lain. Namun Fikri berharap hal ini dapat menjadi inovasi untuk pengembangan program ini.

“Untuk mengakses program ini, masyarakat harus memiliki file yang saya buat karena belum dapat terakses melalui online. Besar harapan saya program ini dapat diakses melalui online dan menambahkan inovasi-inovasi lanjutan yang mendukung program ini,” harapnya. Meskipun demikian, Fikri menerangkan program prediksi cuaca ini sudah memiliki keakuratan diatas 70% yang memungkinkan perubahan cuaca tidak jauh berbeda dari yang dilihat pada data.

“Hasil penelitian dari program ini adalah akurasi prediksi seperti perubahan suhu 98,69%, kelembapan 98,42%, tekanan air laut 99,92%, jarak pandang 95,02%, kecepatan angin 70,72% dan curah hujan 84,56%,” pungkas mahasiswa yang akan diwisuda pada 2 Maret 2024 mendatang. [ina.why]

Tags: