Kado untuk Jatim, Pakde Karwo Ciptakan Mars Jatim

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo sebagai inspektur upacara menyerahkan bendera merah putih kepada petugas Paskibraka di Hari Kemerdekaan RI ke-73 di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Ada yang menarik dalam pelaksanaan Upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-73, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (17/8) lalu. Untuk pertama kalinya, Mars Jatim yang merupakan lagu ciptaan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, dinyanyikan oleh paduan suara yang diiringi Jatim Youth Orchestra.
Gubernur Soekarwo mengatakan, lagu Mars Jatim dipersembahkan untuk masyarakat Jatim dan merupakan bagian dari jiwa Jatim. Lagu ini, mencerminkan suatu visi untuk membawa Jatim lebih maju lagi ke depannya dengan menetapkan basis Pancasila di dalamnya. Di dalam lagu tersebut, Pakde Karwo juga memasukkan unsur semangat masyarakat Jatim.
Menurut Pakde Karwo, sapaan karib Gubernur Soekarwo, proses pengerjaan lagu Mars Jatim ini dilakukan selama tiga bulan. Untuk lirik memang dibuatnya sendiri, namun aransemen lagu merupakan hasil diskusi bersama Bude Karwo. Dari segi irama lagu dibuat dalam hitungan empat per empat agar bisa dinyanyikan dengan penuh semangat.
“Saya ingin lebih menyempurnakan lagi lagu Mars Jatim terutama pembagian suara. Suara satu harus lebih tinggi dari suara kedua,” katanya sembari menambahkan telah dibuat Pergub Jatim agar lagu Mars Jatim tetap dinyanyikan setiap tahunnya.
Mantan Sekdaprov Jatim itu menegaskan, jika sebelumnya Jatim memang belum punya lagu mars. Karena itulah Pakde Karwo berinisiatif menciptakan mars ini, sehingga bisa terus dipakai dan dikenang, meski dia tidak mengungkapkannya secara gamblang.
“Selama ini belum ada lagu Mars Jatim. Makanya saya buat bersama Bude Karwo. Lagu ini masih perlu penyempurnaan lebih baik lagi. Saya ingin suara satu lebih tinggi. Ya, nanti dirundingkan lagi. Kita sempurnakan lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait HUT RI ke-73, Pakde Karwo mengatakan, konsep pembangunan yang diterapkan di Provinsi Jatim selama ini merupakan pembangunan manusia seutuhnya. Dimana, yang dibangun adalah hajat, martabat dan nilai-nilai kemanusian bisa terpenuhi dengan baik. “Pembangunan ini mengutamakan pembangunan manusia seutuhnya, mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan papannya,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, saat ini penerimaan pendapatan masyarakat Jatim mengalami peningkatan. Selain itu, dari segi kebutuhan papan atau perumahan pemerintah juga terus menggalakkan program pembenahan dan pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH). Program pembangunan rumah ini juga dikerjakan bersama TNI dan rakyat. “Kami akan terus melaksanakan program ini, karena manfaatnya sangat besar untuk masyarakat Jatim,” terang orang nomor satu di Jatim ini.
Ditambahkan, dari segi pangan Jatim telah memberi kontribusi besar secara nasional. Hal ini berarti semua kebutuhan pangan masyarakat Jatim telah mampu dipenuhi. Sedangkan, dari sisi sandang semua masyarakat telah memiliki kemampuan untuk mengenakan pakaian yang layak dengan adanya kenaikan pendapatan yang cukup signifikan.
“Rumah yang tidak layak telah kita benahi, dan untuk sandang terlihat bahwa semua telah mampu memiliki pakaian bagus dan layak,” ungkap Pakde Karwo sembari menambahkan bahwa selain masalah bawang putih dan kedelai komoditas pangan di Jatim telah mampu mensuplai 15 provinsi di Indonesia. [iib]

Tags: