Kekeringan di Sumenep Meluas Hingga 57 Desa

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga, pemerintah daerah mengoperasikan 7 armada yang digunakan untuk menyuplai air bersih kesejumlah desa yang membutuhkannya. Pendistribusian air bersih itu dilakukan secara bertahap sesuai jadwal dan kebutuhan desa tertentu. “Kami juga bekerja sama dengan OPD lain untuk melakukan distribusi air bersih itu ke daerah-daerah yang kekurangan air bersih,” tegasnya.
Sementara itu setelah berjuang selama 4 jam, Petugas Gabungan dan warga masyarakat berhasil memadamkan api di hutan Dusun Kandangan, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Rabu (20/9) sore. Kebakaran terjadi di kawasan hutan milik Perhutani yang ada di kawasan itu. Akibatnya, sekitar 2 hektar hutan di Gunungsari hangus dilahap si jago merah.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Ahmad Choirur Rochim mengatakan kawasan hutan yang terbakar cukup luas. Hal ini membuat upaya pemadaman membutuhkan waktu cukup lama. “Setelah proses pemadaman dilakukan selama 4 jam, baru sekitar jam 4 sore api bisa dipadamkan,”ujar Rochim.
Upaya pemadaman dilakukan oleh Petugas Gabungan dibantu warga sekitar lokasi kebakaran. Adapun petugas yang melakukan pemadaman terdiri dari BPBD Kota Batu, TRC PB KWB, Pusdalops PB KWB, Perhutani, dan Rapi Kota Batu.
Meskipun jumlah personel yang diturunkan cukup banyak, tapi api yang membakar kawasan hutan ini tak bisa cepat dijinakkan. Selain kawasan yang terbakar cukup luas, kondisi cuaca yang panas dan disertai angin kencang membuat pergerakan api sangat cepat menyebar. Apalagi upaya pemadaman api ini dilakukan dengan cara manual.
“Kondisi cuaca yang cukup panas dan angin cukup kencang mengakibatkan api menjadi tidak terkendali. Api cepat merembet dan menyebar ke area hutan yang berbatasan dengan barongan bambu lokasi pembakaran,” jelas Rochim.
Diketahui, kebakaran hutan ini diduga akibat adanya oknum yang melakukan pembakaran pohon bambu atau barongan yang ada di Desa Gunungsari.
Tiupan angin yang cukup kencang membuat api yang membakar area barongan merembet ke kawasan hutan yang ada di sekitarnya. Dan sampai saat ini belum diketahui siapa oknum yang melakukan pembakaran tersebut.
Menyikapi kebakaran hutan ini, BPBD Kota Batu mengimbau kepada masyarakat sekitar yang berada di hutan, agar saat musim kemarau tidak membakar apapun di sekitar area hutan apalagi di dalam hutan. “Kalaupun mereka membakar lahan miliknya, harus ditunggu dan jangan ditinggal. Yang membakar barongan juga harus menunggu sampai apinya benar-benar padam,”himbau Supervisor Pusdalops BPBD Batu, Ismu Buana.
Ia menambahkan, musim kemarau ini diprediksi masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Diprediksi musim kemarau ini baru akan berakhir sekitar bulan November menjelang Desember.
Diketahui, pada September ini sudah dua kali terjadi kebakaran hutan di Kota Batu. Sebelumnya, atau pada tanggal 18 September, kebakaran hutan juga terjadi di kawasan Gunung Panderman. [sul,nas]

Tags: