Khofifah Apresisasi Kinerja Fatma Saifullah Yusuf, jadi Organisasi Sangat Aktif

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa melantik pengurus BKOW periode 2021-2026 di Gedung Negara Grahadi di Surabaya. Khofifah memuji kinerja Ketua Umum BKOW periode 2016-2021, Fatma Saifullah Yusuf.

Dari Pelantikan Pengurus Baru BKOW Provinsi Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melantik pengurus BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Jatim periode 2021-2026 di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat (25/2) lalu. Secara khusus, Gubernur pun memuji kepengurusan periode sebelumnya.
Hilmi Husain, Kota Pasuruan
Ketua Umum BKOW Jatim saat ini dipegang Gardjati Heru Tjahjono. Dia menggantikan Fatma Saifullah Yusuf yang telah memimpin selama dua periode.

Dalam kesempatan ini, Khofifah memuji kinerja Ketua Umum BKOW Provinsi Jawa Timur periode 2016-2021, Fatma Saifullah Yusuf.

Karena, saat kepemimpinan Fatma, BKOW Jawa Timur menjelma menjadi organisasi yang sangat aktif, sarat kegiatan dalam rangka membantu program pemerintah yang berpihak pada pemberdayaan perempuan dan menginspirasi.

“Khusus untuk ibu ketua senior, bu Fatma Saifullah Yusuf, terimakasih. Beliau memberikan panduan luar biasa. Saya rasa BKOW wheriwel minute (dalam setiap menitnya) di bawah koordinasi beliau,” ujar Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah berpesan pada Ketua Umum BKOW Provinsi Jawa Timur yang baru, dapat menjadi penerus manajemen yang sudah sangat bagus selama ini dibawah kepemimpinan sebelumnya.

“Mudah-mudahan Ibu Gardjati bisa menjadi bagian penerus manajemen yang sangat indah dan sangat bagus dalam koordinasi bu Fatma Saifullah Yusuf. Ini merupakan proses kebersamaan yang dibangun keberseiringan di antara kekuatan strategis dari organisasi anggota. Bu Fatma sudah meletakkan pondasi yang luar biasa dan protektif sehingga bisa di jadikan referensi bagi BKOW hari ini dan yang akan datang,” urai Khofifah Indar Parawansa.

Selain itu, pejabat nomer satu di Jawa Timur ini berharap agar BKOW bisa membantu ibu-ibu untuk mendapatkan minyak goreng.

“Tugas pertamanya adalah mengajak ibu-ibu untuk tidak galau terhadap minyak goreng,” kata Khofifah Indar Parawansa.

Pihaknya secara teknis meminta pengurus BKOW bergerak cepat untuk memperlancar distribusi minyak goreng. Termasuk melakukan kesepakatan dalam nota kesepahaman dengan pihak terkait.

Karena, organisasi wanita harus menjadi Leading Sekto. Sehingga harus ada program utama berupa penyapaan terhadap ibu-ibu.

“Minyak goreng itu sekarang sangat mempengaruhi secara psikologis ibu-ibu. Mari bantu mereka dengan memperlancar distribusinya,” jelas Khofifah Indar Parawansa.

Di Jawa Timur, produksi minyak goreng per bulan sebesar 63 ribu ton, sedangkan kebutuhannya 59 ribu ton per bulan, sehingga seharusnya surplus 4 ribu ton.

Sekadar diketahui, Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng per liternya yang telah ditetapkan sejak 1 Februari lalu adalah Rp 14.000 per liter untuk kemasan premium, Rp 13.500 kemasan sederhana dan curah sebesar Rp 11.500.

Namun faktanya, sampai saat ini di pasar tradisional maupun pasar modern masih terjadi kelangkaan. Bahkan di pasar tradisional harganya jauh di atas HET.

Tak hanya terkait distribusi minyak goreng, Khofifah juga mengingatkan BKOW berperan terhadap transformasi digital di tingkat usaha kecil dan menengah (UKM).

Sementara itu, Ketua Umum BKOW Provinsi Jawa Timur masa bakti 2021-2026 Gardjati Heru Tjahjono menegaskan komitmennya untuk selalu bersinergi, terutama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

“Kita siap menjalankan amanah dari Ibu Gubernur dalam rangka membantu program-program pemerintah,” tegas istri mantan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono. [*]

Tags: